Strategi Jitu 32 Tahun, Reda Manthovani Raih Puncak Karier di Kejaksaan dan Kampus
Terbaru

Strategi Jitu 32 Tahun, Reda Manthovani Raih Puncak Karier di Kejaksaan dan Kampus

Perencanaan matang dan cekatan mengambil peluang menjadi kunci. Tidak ada yang kebetulan apalagi sekadar untung-untungan.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 7 Menit

Hukumonline.com

“Setelah pulang dari Prancis saya ingin mengajar. Saya mulai diajak kembali ke kampus almamater Universitas Pancasila, sekadar beri motivasi mahasiswa baru sampai membimbing tim lomba peradilan semu. Ternyata juara, akhirnya saya diminta jadi dosen,” imbuhnya. Ia mengenang sudah mulai mengajar sejak tahun 2007 di Fakultas Hukum Universitas Pancasila. Pada tahun 2011 ia menerima jabatan fungsional dosen secara resmi dari kampus tempatnya meraih gelar sarjana itu. Sejak saat itu Reda resmi punya dua karier yang dijalani bersamaan.

Reda tidak punya target untuk menjadi Guru Besar meski pada akhirnya semua persyaratan berhasil dipenuhi. “Saya punya tim resmi dari para junior yang dulu saya bimbing dalam lomba peradilan semu. Mereka tercatat di kampus untuk membantu saya dalam menunaikan tanggung jawab dosen,” katanya. Reda menegaskan bahwa kolaborasi itu perlu. “Reda tidak bisa jadi seperti ini sendirian,” imbuhnya.

Hukumonline.com

Reda mengakui karier dosen ini tidak hanya untuk menyalurkan minatnya berkontribusi pada dunia ilmu pengetahuan. Ada masa saat Reda mengajar di beberapa kampus swasta demi menambah penghasilan halal. “Itu memang sedang cari uang tambahan. Setelah bebannya tambah banyak, saya pilih hanya di Universitas Pancasila saja,” ujar doktor ilmu hukum lulusan Universitas Indonesia ini.

Reda mencatat baru ada tiga jaksa karier yang pernah lulus dari program doktor di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Reda adalah yang pertama. Promotornya adalah Guru Besar Hukum Pidana kenamaan Harkristuti Harkrisnowo.

Sebagai praktisi dan akademisi, Reda berusaha menjaga keseimbangan prestasinya. Apalagi akademisi diharapkan banyak menulis artikel dan makalah ilmiah. “Saya menulis sendiri, kecuali persoalan editorial. Semua ide yang lewat saya catat di buku khusus,” katanya.

Menutup wawancara bersama Hukumonline, Reda berbagi afirmasi positif yang ia ucapkan setiap hari. Tiap pagi ia menyatakan pada diri sendiri akan hidup nyaman, berkah, bahagia, sehat, dan sejahtera. “Setelah jadi Jamintel, ditambahkan afirmasinya ‘serta kuat dan sukses menghadapi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan’,” katanya.

Tags:

Berita Terkait