Valentino Simanjuntak:
Komentator ‘Jebret’ Bergelar SH, MH
Profil

Valentino Simanjuntak:
Komentator ‘Jebret’ Bergelar SH, MH

Pemain sepakbola harus melek hukum.

ALI
Bacaan 2 Menit

Di luar negeri, bidang sport berkaitan dengan entertainment (hiburan), sehingga jadi sports and entertainment law. Ini kan entertainment law di sini kan sudah lumayan, tapi sayangnya lebih ke artis. Bukan kepada hukum pada pengelolaan dunia entertainment itu sendiri, mengenai kontrak dan segala macam.

Di sini lebih kepada kasus ke si artis. Padahal cuma perceraian, pidana dan sebagainya, sehingga jadi bias. Karenanya, orang-orang hukum harus melihat bahwa bidang hukum entertainment dan olahraga ini bisa dikaji lebih dalam.

Bagaimana dengan masalah hukum di dunia sepakbola?
Bisa gue bilang, gue ada di satu asosiasi yang memang jadi patokan segala olahraga di Indonesia. Karena ini olahraga yang paling ramai, diminati dan dikritik semua orang.

Yang paling sulit ternyata selama ini, kita nggak pernah tahu, kita nggak pernah dicerahkan satu pandangan dan kenyataan bahwa hukum sepakbola begini loh. Ada orang-orang tertentu yg hanya menyatakan bahwa pendapat mereka yang jadi kebenaran.

Maksudnya, orang-orang ini tak pro kepada pemain?
Kita bicara secara garis besar. Hukum bola, istilahnya ya dari apa yg mereka sampaikan tapi setelah kita kaji lebih dalam ternyata bukan hanya itu. Itu yang mereka tak ungkap. Kita selama ini tak tahu karena patokan kita selalu mereka. Selalu orang-orang yang tampil menyampaikan peraturan.

Padahal ketika kita punya akses bergaul dengan dunia internasional, khususnya sepakbola, kita mulai gali peraturan, ternyata hanya sebagian sisi yang mereka ungkapkan. Sisi yang lain tak mereka ungkapkan.

Contohnya?
Ketika kita bicara, dalam statuta fifa, asuransi itu harus ditanggung oleh klub. Di Indonesia, dalam kontrak itu memang ada asuransi. Tapi coba tanya ke pemain bola, pernah nggak mereka dapat asuransi dari klub?

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait