Peluang dan Tantangan Penggunaan AI bagi Sivitas Akademika
Utama

Peluang dan Tantangan Penggunaan AI bagi Sivitas Akademika

AI menghadirkan peluang untuk mengatasi akar penyebab dari banyak masalah yang dihadapi dunia pendidikan sekaligus tantangan yang menimbulkan kekhawatiran. Untuk itu, mahasiswa dan dosen tetap menjunjung tinggi etika akademik dan menggunakan AI sebagai alat bantu bukan sebagai ide pokok dalam penulisan karya tulis.

Willa Wahyuni
Bacaan 4 Menit

Dalam lanskap pendidikan modern yang semakin dikuasai teknologi, kehadiran AI dianggap sebagai berkah bagi mahasiswa maupun dosen. Namun, tentu ada kekhawatiran dari kemudahan tersebut akan menjadi bumerang.

Salah satunya adalah fenomena plagiarisme yang semakin banyak ditemukan, karena kemudahan penggunaan AI yang bisa langsung di copy – paste dan dikumpulkan kepada dosen bersangkutan. Untuk meminimalisir adanya plagiarisme tersebut, STIH IBLAM mengeluarkan peraturan dalam pemanfaatan AI untuk kebutuhan belajar dan mengajar di STIH IBLAM.

“Hal ini dilakukan agar mahasiswa maupun dosen tetap menjunjung tinggi etika akademik dan menggunakan AI sebagai alat bantu bukan sebagai ide pokok dalam penulisan karya tulis.”

Tetap menjunjung etika

Ketua STIH IBLAM Dr. Gunawan Nachrawi mengatakan saat ini belum banyak perguruan tinggi yang menerapkan kebijakan AI ini. Dalam rangka menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, maka STIH IBLAM merasa perlu untuk menggunakan AI dalam proses perkuliahan yang tentu dengan kebijakan yang menyertainya.

“Kami menerapkan persentase untuk mentolerir penggunaan AI. Jadi tidak semua karya tulis itu AI semua. Dosen dan mahasiswa harus tetap berpikir mandiri,” kata Gunawan dalam kesempatan yang sama.

Hukumonline.com

Dosen STIH IBLAM Dr. Yusuf Gunawan, Kaprodi Magister Hukum STIH IBLAM Dr. Ina Heliany, Ketua STIH IBLAM Dr. Gunawan Nachrawi, Wakil Ketua STIH IBLAM Dr. Marjan Miharja saat peluncuran kebijakan AI di STIH IBLAM.   

Ia tidak ingin kebijakan penggunaan AI tersebut membuat dosen menjadi tidak maksimal mengajar. Jadi, akan ada evaluasi berkala yang dilakukan pihak STIH IBLAM setelah program ini dilaksanakan.

“Kami mengimbau agar dosen menjunjung etika karena dosen memiliki kedudukan tertinggi dalam proses pendidikan dan berpengaruh pada kualitas pengajaran,” lanjutnya.

Gunawan paham betul bahwa penggunaan AI di lembaga pendidikan akan mengurangi peran dosen karena digantikan oleh teknologi. Melihat efek tersebut, maka STIH IBLAM telah menyusun kebijakan untuk meminimalisir hal tersebut.

Tags:

Berita Terkait