Anna Maria Tri Anggraini: Srikandi Penjaga Persaingan Usaha
Edsus Akhir Tahun 2010:

Anna Maria Tri Anggraini: Srikandi Penjaga Persaingan Usaha

Banyak akademisi berubah sikap ketika diangkat menjadi pejabat publik. Mereka menarik diri dari ruang perdebatan ilmiah karena takut slip of tongue. Tidak demikian halnya dengan Tri Anggraini.

Mvt
Bacaan 2 Menit

 

Dukungan suami pun dirasakan Tri sangat besar. Ia mengatakan, suaminyalah yang mendorong untuk tetap meneruskan pendidikan hingga ia dapat menyelesaikan studi doktoral. “Suami juga yang mendukung saya untuk sekolah terus, karena saya dosen. Dia bilang, dosen itu yang dilihat ilmunya, semakin kamu berilmu akan semakin dihargai,” ungkapnya.

 

Selain itu, Tri mengaku cukup beruntung suaminya tidak bekerja pada sektor yang berkaitan dengan dunia usaha. “Suami saya bergerak di sektor sosial, salah satu aktivis lembaga non pemerintah Keanekaragaman Hayati. Jadi, untungnya tidak ada konflik kepentingan dengan tugas saya sebagai KPPU,” ujarnya sambil tersenyum.

 

Tri mengatakan, kehidupan keluarganya sangat harmonis. “Secara kuantitas pertemuan kami memang berkurang karena kesibukan, apalagi saya juga mengajar di kampus. Di KPPU sendiri, kalau ada kasus besar, memang sangat menyita waktu. Saya sering harus pulang hampir tengah malam. Namun, secara kualitas komunikasi keluarga kami sangat baik”.

 

Ditanya pandangannya tentang peran perempuan di sektor publik, Tri menegaskan setiap perempuan punya potensi untuk berhasil menjalankan peran profesional dan rumah tangga dengan seimbang. “Perempuan itu punya kelebihan. Biasanya lebih sabar, lebih akomodatif, lebih teliti, lebih komunikatif. Saya kira itu kekuatan perempuan untuk memimpin,” tandasnya.

 

Tri berharap, setiap perempuan bisa menggali potensi dan talenta masing-masing. “Jangan ragu-ragu dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai profesi. Dengan demikian, amanah itu dapat dijalankan dengan baik,” pungkasnya.

 

Tags:

Berita Terkait