Sukses Berprofesi Hukum di Era Disrupsi ala Hakim MK hingga si Cerdas ‘LIA’
Utama

Sukses Berprofesi Hukum di Era Disrupsi ala Hakim MK hingga si Cerdas ‘LIA’

Perlu persiapan lebih serius untuk sukses berprofesi hukum di masa revolusi industri 4.0.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

3. Mahir berjejaring dan berorganisasi

Bambang Rantam Sariwanto yang kini menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM berbagi pengalamannya ‘terjebak’ di FH UNS. “Dulu saya daftar FISIP UI nggak lulus, daftar Fakultas Ekonomi formulirnya habis, yang ada Hukum, ya sudah akhirnya jadi sarjana hukum FH UNS,” katanya berkisah disambut gelak tawa para hadirin.

 

Keaktifan Bambang di Senat Mahasiswa FH UNS membuatnya belajar banyak hal tentang berjejaring dan berorganisasi. Saat lulus, Bambang pun tidak berminat menekuni profesi hukum. Namun berkat jejaring sosial dan kemahirannya berorganisasi, Bambang mendapat kesempatan menjadi pegawai negeri Pusat Pendidikan dan Pelatihan Departemen Kehakiman. Itu pun setelah pernah mencicipi pekerjaan sebagai agen asuransi dan pengacara praktik. Siapa sangka ia mampu membangun kariernya hingga mencapai posisi sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.

 

Hernawan Hadi, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, mendukung kisah Bambang yang kini terbilang sukses sebagai birokrat. Menurutnya FH UNS mendukung mahasiswa untuk mengembangkan diri dalam berbagai aktifitas non akademik.

 

Ada banyak peluang yang bisa diambil lebih baik dengan memiliki kemahiran berjejaring dan berorganisasi. Caranya dengan aktif berorganisasi di kegiatan kemahasiswaan. “Butuh skill lain, tidak cukup dengan ijazah akademik di masyarakat. Sangat penting,” katanya kepada hukumonline.

 

4. Berpikir kritis mencari solusi

Bima Suprayoga adalah Kepala Kejaksaan Negeri Tangerang Selatan yang pernah menerima  penghargaan Siddhakarya Adhyaksa sebagai Jaksa terbaik tahun 2012. Ia memaparkan pentingnya kepribadian yang berkualitas untuk sukses berkarier dalam profesi hukum. Sebagai Jaksa, ia membangun reputasinya dari nol. Kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan masalah menjadi salah satu hal penting dalam berbagai lompatan kariernya.

 

Direktur Konten dan Pemberitaan Hukumonline.com, Amrie Hakim menguraikan hal yang serupa dari kisah awal mula hukumonline didirikan. Semua berawal dari keinginan memberikan solusi agar masyarakat mudah mendapatkan akses terhadap informasi hukum terpercaya. Keduanya sepakat kemampuan ini perlu diasah sebelum terjum ke dunia profesi hukum.

 

5. Menguasai teknologi

Amrie juga menjelaskan bahwa di era disrupsi telah membuat berbagai pekerjaan dialihkan kepada mesin atau robot berteknologi Artificial Intelligence (AI). Tidak terkecuali pada profesi hukum. Pilihan hukumonline meluncurkan LIA pun sebagai cara beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi. Mengutip survei lembaga internasional Deloitte, Amrie menyebutkan ribuan pekerjaan terancam punah digantikan oleh AI di masa depan.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait