Suciwati, Penerus Perjuangan Munir
Edisi Akhir Tahun 2011:

Suciwati, Penerus Perjuangan Munir

Meskipun skeptis dengan komitmen pemerintah, Suciwati yakin keadilan akan datang.

Fathan Qorib
Bacaan 2 Menit

 

“Sampai sekarang kasus almarhum Munir dicatat bahwasanya ini kasus yang belum selesai. Itu akan dipertanyakan terus di Komisi HAM PBB,” ujar Suci. Tak hanya di PBB, pencarian dukungan juga dilakukan Suci ke sejumlah negara, salah satunya ada Swiss.

 

Sejumlah petinggi Komisi HAM juga ditemui ibu dari Soultan Alif Allend dan Diva Suuky ini. Bahkan sejumlah parlemen seperti di Kanada, Australia, Prancis, Inggris, Belanda, Jerman, Kongres Amerika Serikat dan bahkan senator dari Thailand turut disambanginya. Puluhan Non Government Organization (NGO) internasional juga tak luput dari lawatan Suci.

 

Alhasil, pihak dunia internasional yang ditemuinya itu mengirim surat ke pemerintah Indonesia dan Presiden SBY mempertanyakan kasus pembunuhan Munir. “Bahkan para pemenang nobel juga beberapa kali mengirimkan surat kepada pemerintah Indonesia. Dan itu (kematian Munir) dicatat,” kata Suci.

 

Pencarian dukungan internasional yang paling teranyar dilakukan Suci pada Maret 2011 lalu. Kebetulan ia diundang Pemerintah Belanda yang mengadakan pemutaran film terkait yang dialami Suci. Ya, film yang diputar mengenai perjuangan tiga perempuan di Asia yang suaminya menjadi korban pelanggaran HAM. Selain Suci, dua orang lagi adalah Ankhana Neelaphaikit dari Thailand yang suaminya diculik dan pada akhirnya dibunuh serta Padma Perera dari Srilangka yang juga bernasib sama.

 

“Kita bertiga ini istri para aktivis HAM yang lakukan advokasi kekerasan negara terhadap masyarakat sipil. Difilmkan dan dibawa ke Belanda, semacam pemutaran film human right,” ujar Suci. Tak hanya menonton pemutaran film, dia dan kedua wanita itu juga diberi kesempatan untuk melobi parlemen dan bertemu dengan menteri yustisia di sana.

 

Di dalam negeri, peringatan Munir Memorial Testimoni juga dilakukan Suci dan beberapa LSM. Peringatan ini diadakan di Perpustakaan Nasional pada September lalu. Dan yang menjadi konsentrasi Suci bersama rekan-rekan, pihaknya akan terus melakukan acara Kamisan –aksi unjuk rasa setiap hari Kamis- di depan Istana Negara dengan tujuan mengingatkan pemerintah untuk terus menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM.

 

Dukungan Anak-Anak

Selama melakukan advokasi, Suci mengaku tak pernah menutupi seluruh kegiatan yang dilakukannya kepada anak-anak. Bahkan dia selalu meminta izin dari anak-anak apabila ingin berpergian mencari informasi siapa dalang pembunuh suaminya. “Mereka ikut mendukung dengan memberikan izin ibunya pergi. Itu support yang riil yang luar biasa bagi aku.”

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait