Stephanie Keisha: Potret Perempuan Modern yang Piawai Tangani Transaksi Besar
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2021

Stephanie Keisha: Potret Perempuan Modern yang Piawai Tangani Transaksi Besar

Stephie menyadari, keteguhan dan kegigihan merupakan bekal utama dalam mencapai hasil terbaik di segala aspek kehidupan, sekalipun segala tantangan dan perubahan datang silih berganti.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 4 Menit

 

Berjalan bersamaan dengan transaksi-transaksi di atas, Stephie juga membantu menyelesaikan transaksi pembiayaan kapal laut dan infrastruktur pendukung lainnya untuk salah satu klien di bidang jasa instalasi kabel optik bawah laut. Dalam keadaan normal, transaksi sejenis biasanya dapat diselesaikan dalam waktu sekitar tiga bulan. Namun, diberlakukannya kebijakan social distancing dan travel restriction oleh berbagai negara dunia, secara otomatis membatasi mobilitas masyarakat dunia. Termasuk, tempat asal lembaga pembiayaan transaksi ini, yaitu Malaysia.

 

Kebijakan tersebut tentu mendatangkan sejumlah konsekuensi. Pejabat lembaga pembiayaan Malaysia yang telah ditunjuk untuk menandatangani dokumen transaksi di hadapan notaris di Jakarta tidak dapat hadir secara fisik. Biasanya, sebagai alternatif, penandatanganan dapat dilakukan dengan surat kuasa yang diberikan oleh lembaga pembiayaan di luar negeri kepada seseorang di Indonesia yang telah dilegalisasi oleh Kedutaan Besar Indonesia. Hanya saja, dalam situasi ini, pemberian surat kuasa pun tidak dapat diproses dengan lancar. Inilah yang mengakibatkan target awal penyelesaian transaksi yang seharusnya terjadi pada Juni 2020, terpaksa harus kembali dinegosiasikan, dan baru dapat terlaksana empat bulan kemudian.

 

Stefanus Haryanto, Managing Partner AKHH mengungkapkan, Stephie merupakan gambaran perempuan modern: seorang ibu muda yang bekerja fulltime dan dapat menjalankan perannya dengan baik.

 

“Kontribusi Stephie terhadap kantor dan klien tidak diragukan. Stephie merupakan salah satu orang yang akan diandalkan para partner dalam mengerjakan dan menyelesaikan transaksi yang kompleks dan demanding. Ia merupakan key member dari AKHH. Selain seorang lawyer yang baik, Stephie juga seorang team player yang dapat menggandeng dan memotivasi teman-teman kerjanya,” ujar Stefanus.

 

Bercermin pada pengalaman dan keberhasilannya berkarier selama lebih dari sepuluh tahun di bidang hukum, sekaligus menjalankan peran sebagai ibu, istri, anak, dan anak, Stephie sendiri berkesimpulan bahwa keteguhan, kegigihan dalam mencapai sesuatu, komitmen terhadap prioritas, sekaligus kemampuan berkompromi agar dapat beradaptasi dengan keadaan yang sulit adalah hal penting agar bisa bertahan. Menurutnya, inilah bekal utama dalam mencapai hasil yang terbaik di segala aspek kehidupan, sekalipun perubahan membawa sejumlah tantangan.

 

Memang, awalnya sangat berat bagi Stephie untuk beradaptasi dengan kondisi pandemi. Terlebih, dalam hal menjaga produktivitas selama work from home, yang dibarengi berbagai tantangan baru lain. Namun, dengan menata ulang prioritas, sungguh-sungguh melaksanakannya, serta dukungan dari keluarga dan kolega, kini Stephie merasa lega. Ia berhasil melewati rintangan maupun ujian baru, serta mendapatkan keseimbangan dan produktivitas yang semula ia harapkan.

 

Sebagai pecinta film, Stephie teringat pada satu percakapan Peggy Carter—salah satu tokoh dalam film besutan Marvel Cinematic Universe—yang menurutnya dapat menggambarkan dengan baik prinsip hidupnya: “Compromise where you can; where you can't, don't. Even if everyone is telling you that something wrong is something right, even if the whole world is telling you to move, it is your duty to plant yourself like a tree.”

Tags:

Berita Terkait