Seribu Kata Kolega tentang Sosok Pak Tri
Pejuang Keadilan dari Surabaya

Seribu Kata Kolega tentang Sosok Pak Tri

Bersahaja, pembimbing, dan teguh pada idealisme profesi advokat.

Norman Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

“Pak Tri sudah tahu kalau (perkara) itu sudah saya handle. Apa jawabnya? Ini yang saya salut. ‘Karena kode etik saya mengatakan kalau sudah ada advokat maka ada dua pilihan, kamu selesaikan dulu dengan advokat yang lama atau saya izin kepada advokat yang lama’,” kenangnya.

 

Untuk seorang advokat senior yang bisa saja langsung merebut perkaranya, Setijo merasakan integritas Trimoelja begitu jelas. Setijo lantas meminta kliennya untuk memilih. “Akhirnya klien (pilih) saya. Pak Tri nggak ikut campur. Itu yang mungkin sulit saya temui sekarang,” lanjutnya.

 

Kedekatan Setijo dan Pak Tri terjalin sejak Setijo ikut aktif di Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) cabang Surabaya. Bagi Setijo, sosok Trimoelja adalah mentornya. “Saya dekat dengan beliau karena beliau kan banyak perkara, sehingga ada beberapa perkara yang diarahkan ke saya. Sering, baik itu yang ada uangnya maupun yang tidak,” jelas Setijo yang mengaku sengaja mengikuti jejak Trimoelja menjadi Ketua Ikadin Surabaya hingga akhirnya juga menjabat Ketua DPC Peradi Surabaya.

 

Setijo adalah Ketua DPC Peradi Surabaya ketika Trimoelja menjabat Ketua DKD Peradi Jawa Timur. Saat ini ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di DPN Peradi dan DPP Ikadin. “Kecocokan saya dengan beliau itu karena itu tadi, ada kesamaan idealisme. Jadi di dalam hal menegakkan profesi sama, di dalam pengabdian ke organisasi sama. Pokoknya yang positif dari beliau saya tiru,” katanya menekankan.

 

(Baca juga: Risma: Kalau Sekolah di Fakultas Hukum, Bisa Nggak Lulus Lulus Saya)

 

Saat ini Setijo aktif menjadi konsultan hukum Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya. Ia memberikan bantuan hukum gratis bagi PNS yang terjerat masalah hukum. “Saya mengikuti Pak Tri, bahwa saya tidak selalu dalam bekerja itu melihat dari sisi finansial. Perkara saya ini banyak yang tidak membayar daripada yang membayar,” ucapnya.

 

Kebersahajaan Trimoelja juga dijadikan contoh bagi Setijo. “Bagi saya, ini sudah cukup. Alhamdulillah. Selain itu saya juga mengabdikan diri untuk ngajar,” lanjutnya yang mengaku masih aktif sebagai dosen di beberapa kampus Surabaya termasuk di almamater Trimoelja, Universitas Airlangga.

 

Kekaguman Setijo tak berubah dari sosok senior, mentor, sekaligus idola yang pernah sengaja dimintanya memberikan sambutan di pernikahannya tahun 1992 silam. Ia mengaku masih banyak berkonsultasi dengan Trimoelja. Pelajaran lain dari Trimoelja bahwa advokat tidak perlu mengejar harus menang.

Tags:

Berita Terkait