Seribu Kata Kolega tentang Sosok Pak Tri
Pejuang Keadilan dari Surabaya

Seribu Kata Kolega tentang Sosok Pak Tri

Bersahaja, pembimbing, dan teguh pada idealisme profesi advokat.

Norman Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

Keberadaan Dewi sebagai Sekretaris DKD Peradi Jawa Timur tak lepas dari dukungan Trimoelja. Dewi mengaku melihat Trimoelja sebagai sosok yang konsisten denga kode etik advokat. Ketika menjabat Ketua DKD Jawa Timur, seorang kolega advokat Trimoelja yang akan disidang DKD datang ke kantornya untuk melobi. Dewi menyaksikan bagaimana Trimoelja tegas menolak berbincang dan meminta koleganya menjelaskan di hadapan sidang kode etik.

 

“Beliau keras lho, ada rekan sejawatnya yang diadukan ke DKD, datang mau bicara beliau tolak. Katanya nanti di sidang saja, jelaskan di sana kepada Majelis,” kata Dewi.

 

Semasa Trimoelja menjabat, DKD Peradi Jawa Timur paling banyak menjatuhkan sanksi pelanggaran etik hingga pemecatan. DKD Peradi Jawa TImur pernah menjadi percontohan nasional. Dewi yang awalnya hanya membantu administrasi di DKD akhirnya direkomendasikan Trimoelja menjadi Sekretaris DKD menggantikan Sekretaris sebelumnya yang wafat. Sejak saat itu Dewi berkomitmen melanjutkan teladan Trimoelja untuk mewujudkan Dewan Kehormatan yang konsisten mengawal tegaknya kode etik profesi advokat sebaik mungkin. “Makanya saya bertahan di Dewan Kehormatan Daerah juga inspirasi beliau untuk bisa berbuat,” kenang Dewi.

 

Trimoelja juga bukan tipikal senior yang menahan-nahan anak buahnya di kantor. Ia justru sejak awal menegaskan hanya sementara berada di kantornya kepada setiap advokat muda. Pada saatnya advokat muda harus bisa mandiri, menangani kasusnya sendiri. Dan itulah yang kini diwujudkan Dewi. “Beliau bilang senang kalau saya sekarang bisa menangani perkara di kantor sendiri. Masih saya simpan itu pesannya,” kata Dewi.

 

Baca:

 

Setijo Boesono (Wakil Sekjen DPN Peradi, Mantan Ketua DPC Peradi Jawa Timur)

Setijo Boesono, Ketua DPC Peradi Jawa Timur, mengaku mengidolakan Trimoelja. Setijo bercerita ketika memasuki dunia advokat tahun 1989, salah seorang yang dia kagumi adalah Trimoelja D Soerjadi, arek Suroboyo yang namanya sudah menasional. “Saya sangat mengidolakan sosok beliau mulai saya masuk. Apa yang saya idolakan? Beliau adalah orang yang memegang prinsip, punya idealisme,” katanya.

 

Salah satu bukti idealisme dan prinsip Pak Tri adalah ketika Setijo menerima kuasa dari perusahaan dengan nilai perkara ratusan miliar. Rupanya, diam-diam si klien menemui Pak Tri karena khawatir kalah di pengadilan. Kilauan uang honorarium miliaran tak membuat Pak Tri langsung silau. Kepada tamu yang datang datang ke kantornya, ia menyebutkan ada kode etik advokat yang memberi batas.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait