"Kalau dibilang kami intervensi segala macam, kami juga berjuang sampai semifinal. Di kejuaraan 16 besar, semifinal kami berjuang, Jayapura pernah kami hadapi sebelumnya sampai kami kalahkan 4-0. Kalau dibilang intervensi gimana, DPN peradi organisasi paling atas kami, tidak mungkin kami bisa intervensi.
Gesekan hampir terjadi setelah adanya pengumuman tersebut. Pantauan hukumonline, ketika YLC keluar dari lokasi futsal, DPC Jakpus yang berada di luar menyoraki mereka dengan berbagai sindirian. Salah satu anggota YLC sempat membalas dengan gestur-gestur tertentu.
Merasa gestur tersebut penghinaan, salah satu tim Jakpus mencoba mengejar tetapi dicegah oleh sejumlah rekannya bersama sejumlah panitia. Anggota YLC yang terpancing juga sempat meladeni, beruntung ia juga dicegah oleh rekan-rekannya sehingga bentrokan bisa terhindarkan.
Andra pun mengakui adanya insiden tersebut. Meskipun begitu pihaknya tetap membuka pintu silaturrahmi dengan DPC Jakpus agar segala permasalahan bisa terselesaikan. "Kami buka pintu kalau mau duduk sama-sama ya monggo, tapi gimana jakarta pusat," tuturnya.
Bobby Manalu saat ditanya tentang hal ini menyatakan tidak ada urusan personal antara anggota DPC Jakpus dengan YLC. "Ini kan tidak ada urusan personal, yang kita pertanyakan ketidakkonsistenan panitia menegakkan aturan aja kan, lagian juga Andra kan salah satu pengurus juga di DPC Jakpus. Kalau soal insiden kemarin itu kesalahpahaman aja, tidak ada urusan personal," jelasnya.
Baca:
- Ini Tim Futsal DPC Peradi yang Lolos 8 Besar
- Dua Pesan Penting di Balik Penyelenggaraan Peradi Cup 2019
Dinamika lain
Protes yang diajukan DPC Jakpus bukan hanya satu-satunya permasalahan dalam turnamen futsal Peradi Cup 2019 ini. Sebelumnya salah satu anggota DPC Jayapura sempat tak sadarkan diri setelah berbenturan dengan pemain lawan.