Metode “Itakura-Saito”, Silang Pendapat Dua Ahli Forensik di Sidang Tipikor
Utama

Metode “Itakura-Saito”, Silang Pendapat Dua Ahli Forensik di Sidang Tipikor

Mempersoalkan relevansi metode Itakura-Saito dalam pembuktian similaritas suara.

Aji Prasetyo
Bacaan 2 Menit

Ruby juga berpendapat metode itu lebih tepat digunakan untuk rekayasa background konser musik. "Metode itu lebih ke audio, melakukan di signal processing bukan komparasi suara. Ini untuk rekayasa background musik, konser. Banyak tulisan mengarah ke sana tapi tidak pernah itakura saito untuk membandingkan dua suara. Kalau diakui atau tidak bidang forensik pasti, tapi kalau digital forensik (metode Itakura-Saito) tidak pernah digunakan," kata Ruby.

Ahli KPK

Penuntut umum KPK menghadirkan ahli forensik suara dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dhany Arifianto dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (31/1). Keahlian Dhany adalah bidang forensik akustik, yaitu ilmu yang menaungi seluruh bunyi.

Dalam persidangan, Dhany mengatakan, dia diminta oleh penyidik KPK untuk meneliti sampel suara. Pertama, diminta membandingkan rekaman percakapan telepon dan rekaman suara Lucas saat diperiksa KPK dan hasilnya sangat meyakinkan bahwa kedua suara sangat identik dengan terduga Lucas.

"Pak Lucas hasil diperoleh dari rekaman percakapan telepon dan pemeriksaan di KPK, sangat meyakinkan suara pembicara identik dengan terduga. Kalau di kasus ini, khusus Pak Lucas identiknya di atas 98 persen," kata Dhany pekan lalu.

Kemudian, Dhany membandingkan suara terduga mantan petinggi Lippo Group, Eddy Sindoro. Perbandingan antara suara telepon dan audio. Hasilnya, suara lawan bicara Lucas teridentifikasi sebagai Eddy Sindoro. "Tingkat identiknya sama. Tapi persentasenya beda. Yang kedua 98 persen, tapi komanya lebih tinggi sedikit," tuturnya.

Hasil pengujian ini menggunakan metode Itakura-Saito. Dhany mengakui metode ini telah cukup lama digunakan yaitu sejak 1968, tetapi tingkat akurasinya dianggap masih relevan. "Menurut saya masih relevan, ukuran meter itu dari 1940 sampe sekarang masih relevan dan itu terbukti di banyak hal," ahli forensik dari Institut Teknologi Surabaya ini.

Tags:

Berita Terkait