Melli Darsa: Setelah KPK, Mulai Melirik Hakim Agung
Edsus Akhir Tahun 2010:

Melli Darsa: Setelah KPK, Mulai Melirik Hakim Agung

Siapa sangka bila advokat spesialis commercial law Melli Darsa dulu memilih program hukum tata negara di fakultas hukum. Ia menargetkan akan menjadi hakim agung dalam lima atau tujuh tahun ke depan.

Ali
Bacaan 2 Menit

 

Namun, perempuan yang memiliki dua anak ini tak menampik ada hambatan yang harus dihadapi oleh perempuan untuk berkiprah di dunia pengacara. “Dia akan punya tuntutan harus menikah, punya anak, membesarkan anak. Bagaimana pun juga, pola pembagian untuk parenting itu lebih berat ke perempuan,” jelasnya.

 

Meski begitu, Melli mengaku memliki tips bagi perempuan yang ingin menekuni profesi advokat. Ia menekankan ‘kaumnya’ untuk tidak melupakan kodrat manusia untuk membina rumah tangga segera membina rumah tangga begitu lulus kuliah atau memulai menekuni profesi ini.

 

“Kalau kita keasyikan kerja, kita bisa lupa nikah, punya anak dan sebagainya. Padahal, bagaimana pun juga dari segi kodrat dan tuntutan sosial, maupun biologis kita sendiri, kita pasti ingin menikah dan punya anak,” ujarnya.

 

Bila perempuan menikah saat memulai profesi ini, maka nanti di usia 35 tahun ke atas, mereka sudah enak untuk mengembangkan karier kita. “Kemungkinan kita sudah 10 tahun kerja dan sudah layak jadi partner,” paparnya lagi. Apalagi, di lawfirm, untuk para lawyer-lawyer pemula masih ada toleransi karena mereka masih proses belajar.

 

Tokoh Idola

Ketika ditanya siapa tokoh yang menginspirasi dirinya, Melli menyebut banyak sekali. “Saya orang yang gampang terinspirasi dengan banyak orang,” tuturnya. Ia menyebut dua tokoh, Ruth Ginsburg dan Elena Kagan (Hakim Pembantu Mahkamah Agung AS), untuk tokoh yang berasal dari luar negeri. Namun, untuk tokoh di dalam negeri, ia menyebut advokat perempuan paling senior di Indonesia, Kartini Muljadi. 

 

“Semua advokat wanita Indoensia, harus menghargai apa yang dilakukan ibu Kartini Muljadi. Karena beliau membuka pintu secara lebar. Saya rasa apa yang dia lakukan dengan menjadi dirinya sendiri itu membuka pintu-pintu bagi wanita kemudian, apakah itu ibu Tuti Hadiputranto, maupun orang-orang SSEK. Saya rasa kita semua berhutang budi terhadap ibu Kartini Mulyadi,” jelasnya.

 

Ia juga mengaku mengagumi kedisiplinan para senior-senior yang lain. “Ibu Kartini, ibu Tuti dan banyak sekali,” ujarnya. Meski begitu, Melli menegaskan tak akan menekuni profesi ini hingga tua.

 

“Saya pribadi, saya punya rencana tak akan sampai tua sekali menjadi corporate lawyer ini. Saya ingin “move to other sector”. Saya tak mau diusia 70 tahun, masih mengerjakan pekerjaan klien sampai malam. Menurut saya itu kurang “elegan”,” pungkasnya.

Tags: