Lima Pendekatan Kenny Macallo agar Hukum Tak Lagi Kaku dan Eksklusif
Hukumonline In-House Counsel Choice 2021

Lima Pendekatan Kenny Macallo agar Hukum Tak Lagi Kaku dan Eksklusif

“Menang di pengadilan itu menyenangkan. Namun, kalau berhasil membantu klien menyelesaikan masalah tanpa harus melalui pengadilan, buat saya itu lebih menyenangkan lagi."

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 6 Menit

 

Pendekatan terakhir, menawarkan harga yang rasional dari berbagai faktor. Bagi Kenny, penting untuk menjelaskan dan mengedukasi klien mengenai nilai dari jasa hukum melalui spesialisasi, pengalaman, dan jenis kualitas lain dari servis sebuah jasa hukum. Tak bijak jika harus terjebak dalam perang tarif, apalagi jika ‘perang-nya’ ke arah bawah.   

 

Jika dilakukan secara benar, kombinasi dari pendekatan-pendekatan tersebut dapat mengantarkan lawyer pada kepuasan yang maksimal. Di mata Kenny, meski mendengarkan putusan pengadilan yang sesuai dengan tujuan merupakan satu kepuasan; ada kepuasan yang ia rasa lebih luar biasa: reaksi dari klien. Reaksi senang, puas, gembira, bahkan haru inilah yang biasanya selalu ia cari ketika berurusan dengan klien.

 

“Saya pernah handle kasus dugaan korupsi, lalu klien bebas di pengadilan. Begitu putusan diketuk, reaksi yang datang sangat mengharukan. Kami langsung dipeluk satu-satu, dan keluarganya pun juga datang memeluk satu-satu. Itu yang menurut saya tidak ternilai. Di situlah esensi saya menjadi lawyer. Saya dapat merasa, bahwa saya telah melakukan suatu hal yang konkret untuk membantu orang lain,” ungkap Kenny.

 

Memberi Nilai Tambah

Menurut Kenny, ketidaktahuan bukanlah alasan para in-house counsel memilih menggunakan jasa hukum eksternal. Pasalnya, para in-house counsel umumnyasudah memiliki kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman mumpuni. Apalagi, sebagian besar dari mereka merupakan mantan advokat. Jasa hukum eksternal lantas dipilih berkaitan dengan kebutuhan para in-house counsel akan lawyer yang pengalamannya dan spesialisasinya sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi pada saat itu.

 

Kelebihannya, proses komunikasi antar keduanya biasanya jadi lebih mudah. Sebab, antara in-house counsel dan pengacara eksternal, biasanya sudah memiliki ‘bahasa’ yang sama. Namun, Kenny tak menampik, kadang kala in-house counsel memiliki pemikiran berbeda dengan yang sudah ditawarkan oleh pengacara eksternal. Bagi yang belum terbiasa, hal ini dapat menjadi tantangan.

 

“Ketika berhadapan dengan masalah, biasanya in-house counsel sudah menawarkan pandangan dan advis terlebih dulu kepada direksinya. Kita harus sensitif terhadap hal ini. Harus mempertimbangkan diskusi apa yang sudah terjadi sebelumnya. Jangan sampai, begitu datang, kita memberikan advis yang bertolak belakang dengan apa yang sudah disampaikan. Ini yang selalu saya jaga dan biasanya cukup sering terjadi,” ujar Kenny.

 

Kenny melanjutkan, penting pula bagi pengacara eksternal untuk menemukan cara penyampaian yang komprehensif, tetapi di sisi lain harus dapat mengakomodasi advis-advis yang telah diutarakan oleh in-house counsel. Di sinilah kualitas lain diperlukan, yaitu kemampuan membangun komunikasi yang baik dengan klien. Komunikasi dibutuhkan, untuk mendapatkan gambaran diskusi secara menyeluruh, sehingga advis yang disampaikan dapat disampaikan secara halus, tepat sasaran, tanpa harus mendisreditkan pandangan yang disampaikan sebelumnya. 

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait