Keran Investasi Dibuka, Lawyer Domestik Pasang Badan Lindungi Kepentingan Nasional
Pojok PERADI

Keran Investasi Dibuka, Lawyer Domestik Pasang Badan Lindungi Kepentingan Nasional

Untuk mendongkrak kualitas lawyer domestik di mata Internasional, Peradi bekerjasama dengan International Bar Association (IBA) menggelar konferensi internasional bertajuk The Fundamentals of the International Legal Business Practice.

Hamalatul Qur'ani
Bacaan 2 Menit

 

“Jumlah kita itukan 45,000 orang, itu paling hanya dinikmati oleh sekian persen, minimal persentasinya 2% dan hanya untuk kawasan Jakarta saja yang menggarapnya. Itulah mengapa banyak peserta dari daerah yang hari ini kita prioritaskan,” ucap Fauzi.

 

Representasi kepulauan itu, kata Fauzi, sengaja didatangkan di acara ini demi percepatan pembangunan kualitas para advokat daerah karena jika kita tidak segera dilakukan percepatan melalui pelatihan bagi bibit-bibit unggul untuk seluruh kawasan nusantara, kata Fauzi, maka kita akan sulit pula melakukan penyebaran proses.

 

“Ada yang dari Aceh, Medan, Surabaya, Bali, Banjarmasin, Kalimantan dan lainnya kita datangkan kemari sebagai representatif kepulauan Indonesia tanpa biaya, bahkan penginapannya ditanggung oleh IBA dan Peradi, kita gratiskan!,” tukas Fauzi.

 

Salah seorang Waketum Peradi, Ricardo Simanjuntak, menyebut bahwa lawyer memang tidak hanya lahir dan dibesarkan untuk menyelesaikan sengketa, melainkan juga merupakan profesi hukum yang bergerak, lahir, tumbuh bersama pelaku usaha untuk melakukan aktivitas bisnis dengan baik.

 

Lawyer kenamaan di bidang kepailitan ini mencontohkan, dalam ASEAN Comprehensive Investment Agreement misalnya, tidak hanya diatur perihal tata cara investasi, namun juga diatur tata cara penyelesaian sengketa.

 

“Sehingga lawyer tidak hanya berfungsi memberikan advice dalam menyelesaikan sengketa, tapi juga harus aktif menemani pelaku usaha dalam mengawal seluruh proses itu,” ujar Ricardo.

 

Proses perkembangan hukum perdata internasional dalam bisnis dipandang Ricardo akan mendominasi ketimbang arus kepentingan politik, mengingat mindset berpikir dalam cakupan globalisasi yang terarah pada ketergantungan ekonomi antar satu negara dengan negara lain.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait