Jalan Panjang Lahirnya Bank Syariah Kebanggaan Umat
Edsus Lebaran 2023

Jalan Panjang Lahirnya Bank Syariah Kebanggaan Umat

Untuk komposisi masyarakat Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim, Bank Syariah Indonesia (BSI) diprediksi berpotensi memiliki market yang sangat besar.

Willa Wahyuni
Bacaan 5 Menit

BSI hadir untuk melakukan leverage terhadap aset khususnya islamic finance di Indonesia. Jika di pasar modal dan sektor asuransi Indonesia sudah memiliki banyak aset maka untuk perbankan syariah asetnya masih rendah, dan itulah yang akan diwujudkan oleh pemerintah.

“Pada akhir tahun 2019 bank syariah kita hanya memiliki 6 persen aset market share, itu cukup kecil untuk perbankan syariah. Sejak tahun 1992 asetnya rendah, sehingga masa pemerintahan ini pemerintah ingin menghendaki bank syariah bisa lebih besar dan bisa mencapai Top 10 biggest islamic bank di dunia,” ujar Agus Triyanta dari PSHI Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia kepada Hukumonline, Rabu (12/4) lalu.

Untuk komposisi masyarakat Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim, BSI diprediksi berpotensi memiliki market yang sangat besar. Merger ketiga bank ini akan menaikkan aset perbankan syariah di Indonesia.

“Saat ini fokusnya BSI dan sasaran utamanya tetap komersial, karena ketiga bank yang di merger ini kan memang bank komersial awalnya, bukan bank perumahan atau bank pembangunan. Sehingga segmentasinya tetap komersial, namun untuk tujuan merger tentu ingin memberikan leverage untuk aset perbankan Islam,” Agus melanjutkan.

Penjagaan dan peningkatan aset dilakukan agar BSI dapat berkompetisi dengan bank besar lainnya karena modalnya yang lebih besar. Terbukti saat ini BSI memiliki peningkatan layanan dan massa yang meningkat. “Menyatunya tiga bank syariah ini membuat juga menyatunya tiga jaringan yang diharapkan akan bisa kompetitif dengan bank besar lainnya,” imbuhnya.

Keyakinan akan bertumbuhnya BSI menjadi besar lantaran adanya aspek religius di tengah masyarakat Indonesia. Efek dari demokratisasi dalam bernegara, BSI menjadi jawaban atas masyarakat yang ingin berniaga dengan sistem syariah yang di sisi lain masyarakat dari latar belakang berbeda juga tetap bisa menggunakan BSI.

“BSI bisa digunakan oleh orang dengan latar belakang agama dan kebangsaan apapun, sehingga BSI tidak hanya dimiliki oleh orang Islam tetapi oleh banyak orang dari berbagai latar belakang berbeda tetap bisa memilikinya,” jelas Agus.

Ia melanjutkan, saat ini BSI memiliki kekuatan dan public confidence yang tinggi, BSI lebih siap bersaing dibandingkan sebelumnya dari tiga bank syariah yang belum di merger. Hal ini dibuktikan dengan saat ini BSI telah melebarkan sayap untuk terjun pada proyek-proyek besar. 

Tags:

Berita Terkait