'Can Do Attitude', Kiat Mendasar In-House Lawyer Sebagai Added Value Bagi Perusahaan
Kolom

'Can Do Attitude', Kiat Mendasar In-House Lawyer Sebagai Added Value Bagi Perusahaan

Dari peristiwa ini, seorang in-house counsel bukan hanya legal advisor, tapi juga trusted advisor for business. Dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki in house lawyer harus proaktif mencari solusi dalam setiap permasalahan di perusahaan.

Bacaan 4 Menit
Reza P. Topobroto. Foto: Istimewa
Reza P. Topobroto. Foto: Istimewa

Saya menyambung tulisan saya terdahulu yang dimuat di Hukumonline pada 30 April 2024 berjudul “Mencapai Posisi Puncak sebagai In-House Lawyer. Kiat pertama yang saya jabarkan disitu adalah Can Do Attitude (dapat bersikap, red). Saya akan sharing disini pengalaman saya mengenai kiat ini.

Di tahun 2006, saat itu saya adalah country lead counsel di FMCG company untuk produk personal care dan kosmetik. Muncul isu atau rumor bahwa produk perawatan kulit kami terkontaminasi. Tentu saja itu tidak benar.  Namun publik lebih cepat percaya pada rumor itu, apalagi setelah digoreng media. 

Dampaknya tidak main-main. Outlet produk ini didemo oleh konsumen, dimulai di Jepang, berlanjut di Korea, China, hingga Hongkong. Bahkan ada yang berakhir dengan kekerasan fisik. Dikhawatirkan merembet ke Asia Tenggara. Indonesia pun bersiap. Atasan saya, yang kebetulan bukan in-house lawyer, meminta saya membuat analisa hukum. 

Tidak sampai satu hari analisa saya selesai. Dengan cepat saya membuat analisa risiko hukum yang mungkin terjadi, strategi mitigasi, pros & cons, dan rekomendasi serta saran langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengendalikan dan meminimalisir risiko hukum.

Baca Juga:

Sebelum jam kantor berakhir dengan penuh rasa bangga (karena bisa mengerjakan analisa lengkap dengan cepat) saya men-submit laporan itu kepada atasan. Lalu kami go through bersama dan berdiskusi. Singkat kata atasan saya puas dan memberikan compliment (pujian). “Good job”. Begitu kata beliau.

Jam kantor berakhir dan saya pun bersiap pulang. Tak disangka atasan saya justru terpana seraya bertanya “Where do you think you are going?”. Saya jawab saya mau pulang ke rumah. Saya agak heran karena toh jam kantor sudah berakhir, dan itupun hari Jum’at dan saya sudah ada janji dengan keluarga.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait