Arya Wibisana: Keluarga Adalah Segalanya
Father’s Day Series

Arya Wibisana: Keluarga Adalah Segalanya

Mengambil cuti untuk menikmati kebersamaan dengan anak, menyempatkan pulang ke rumah di waktu istirahat kantor untuk membantu anak belajar, dan tak sungkan mengevaluasi menjadi sebuah keharusan baginya.

Tim Hukumonline
Bacaan 4 Menit
Arya Wibisana: Keluarga Adalah Segalanya
Hukumonline

Peran sebagai ayah tidak semestinya sebatas memenuhi nafkah material untuk keluarga semata, namun juga terlibat aktif dalam pengasuhan anak. Pemahaman itu kian terasa relevansinya bagi Arya Wibisana yang kini menjabat Head of Corporate Secretary & Legal PT Teladan Prima Agro Tbk. Sejak istrinya wafat delapan tahun lalu, Arya terus berjuang menjadi sosok orang tua yang komplit bagi kedua anaknya. Banyak penyesuaian yang ia lakukan, termasuk dalam pekerjaan, untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai single parent. Tekadnya, jangan sampai anak-anaknya yang baru saja kehilangan sang ibu ketika itu, juga merasa kehilangan ayahnya. Situasi yang tidak mudah itu dilewati oleh ia dan putra serta putrinya dengan penuh proses pembelajaran.

Arya mengenang momen-momen awal setelah berpulangnya sang istri tercinta. Anak-anaknya yang saat itu masih berusia 7 tahun dan 4 tahun sangat terpukul dan mengkhawatirkan pula jika sewaktu-waktu ayahnya turut berpulang. Dengan kewajiban Arya untuk bekerja full-time di kantor, terlebih pada masa belum populernya pola kerja remote, tidak mudah baginya untuk dapat hadir mendampingi anak-anak menghadapi fase krisis.

Ia akhirnya berkomunikasi dengan atasan di tempat bekerjanya saat itu agar dapat diberi porsi pekerjaan yang berbasis project sehingga lebih fleksibel untuk mendampingi anak. Meski hal ini sempat berdampak pada fluktuasi pendapatannya, ia bersyukur karena anak-anaknya dapat diberi pengertian mengenai kondisi yang tengah mereka hadapi.

Dalam perjalanannya, sang anak pun sempat mengalami penurunan performa di sekolah. Arya bercerita pada Hukumonline, “Saya ketika itu menyempatkan di jam istirahat kantor, pergi ke sekolah anak saya untuk membantunya dalam belajar”. Selain senantiasa mengupayakan hadir untuk anak-anaknya pada hari kerja, Arya pun dengan tegas mengalokasikan waktunya pada akhir pekan khusus untuk anak-anaknya, tanpa terganggu dengan urusan pekerjaan.

Ia menyadari bahwa ia harus memosisikan diri sebagai teman bagi mereka. Dengan demikian, akan lebih mudah untuk Arya sebagai seorang ayah untuk menjawab pertanyaan polos anaknya ketika membandingkan kondisi diri dengan teman-teman di sekolah yang masih bersama ibunya. Suasana bersahabat yang berupaya dibangun oleh seorang ayah diharapkan dapat membuat sang anak terbuka ketika ada permasalahan apa pun yang dihadapi.

Hukumonline.com

Arya Wibisana dan anak-anak saat berlibur bersama. Foto: Istimewa

Dengan keterbukaan itu, Arya pun tak sungkan membincangkan soal keuangan bersama anaknya. “Ketika saya terbuka kepada mereka tentang kewajiban-kewajiban finansial yang ditanggung, sekaligus saya mengajari mereka tentang value of money”, ujar Arya.

Pernah suatu kali putranya ia tegur sebab boros memesan makanan dari aplikasi daring. Arya pun berupaya menjelaskan dengan terbuka mengenai penganggaran yang sudah disiapkan untuk berbagai keperluan keluarga, termasuk makanan. Sang anak pun akhirnya paham dan menjadi lebih bijaksana dalam menghabiskan uang. Saling terbuka dan percaya antara ayah-anak berdampak positif pula kepada anak dalam pergaulan dengan teman-temannya. Anak menjadi pribadi yang berani dan mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu yang Arya banggakan, anaknya kini sudah nyaman dan terbiasa menggunakan sarana transportasi umum untuk bepergian.

Tags:

Berita Terkait