Berhasil menangkap buron paling dicari di Filipina (Alice Guo), divisi Hubinter Polri kini tengah melakukan negosiasi dengan otoritas Filipina untuk melakukan barter buron BNN, Gregor Johann Haas. Guo ditangkap hampir 2 bulan setelah dia meninggalkan Filipina. Ia melakukan penyeberangan laut menuju Malaysia, Singapura dan kemudian ke Indonesia menggunakan paspor Filipina.
Mantan Wali Kota Bamban, Filipina itu dituduh memiliki hubungan dengan sindikat kriminal China. Ayahnya berkebangsaan China dan ibunya berkebangsaan Filipina. Ia pun dituduh memegang kewarganegaraan China sekaligus menjadi mata-mata yang memberikan perlindungan bagi geng kriminal. Ia disinyalir terlibat dalam sebuah perusahaan yang menawarkan judi online illegal bernama Philippine Offshore Gaming Operators (POGOs).
Ada banyak sekali tuduhan yang dilayangkan terhadap Guo, termasuk juga soal human trafficking, penghindaran pajak dan dugaan pencucian uang lebih dari 100 juta Peso. Ia bahkan juga diduga memberikan keterangan palsu dalam sertifikat pencalonannya pada Pemilu 2022 lalu. Sebelum Guo ditangkap, saudara perempuannya yakni Sheila dan rekan bisnisnya Cassandra Li Ong juga sudah ditangkap di Indonesia, namun sudah lebih dulu dikembalikan ke Filipina.
Pasca penangkapan Guo, Divisi Hubinter Polri melakukan negosiasi dengan otoritas Filipina untuk barter buron dengan Gregor Johann Haas (WN Australia). Haas merupakan buron BNN yang masuk dalam sindikat kartel narkoba Meksiko. Atas kerja sama Polri dengan Kepolisian Filipina, Haas berhasil ditangkap di Cebu, Filipina pada pertengahan Mei lalu. Dilatarbelakangi kasus tersebut, Premium stories kali ini mengulas perihal aturan main pertukaran buron dan cara kerja interpol dalam mengawasi buron di yurisdiksi masing-masing wilayah.
