Saya ingin tanya, jika kita mengambil gambar yang sekiranya sudah menjadi milik trademark (misal logo perusahaan intel) dari internet, kemudian kita ambil sebagai gambar yang ditempel di kaos dan dijual, apakah itu melanggar hukum? Terima kasih.
Daftar Isi
INTISARI JAWABAN
ULASAN LENGKAP
Artikel di bawah ini adalah pemutakhiran dari artikel dengan judulMengambil gambar dari internet untuk komersial yang dibuat oleh Bung Pokrol dan pernah dipublikasikan pada Kamis, 28 September 2006.
Jika kita bicara mengenai logo perusahaan dalam kaitannya dengan perlindungan hak kekayaan intelektual, maka kita bisa bicara di 2 (dua) hal, yaitu perlindungan Hak Merek dan perlindungan Hak Cipta.
Hak Merek atas logo perusahaan yang sudah terdaftar hanya dapat digunakan (dipakai, diperbanyak, dijual-belikan ataupun pemakaian lainnya) oleh si pemilik merek yang terdaftar ataupun pihak lain atas izin berdasarkan perjanjian secara tertulis sesuai peraturan perundang-undangan untuk menggunakan merek terdaftar tersebut (lisensi). Penggunaan merek terdaftar tanpa hak yang sah (pengguna merek tersebut bukan pemilik/pemegang merek atau pemegang lisensi merek) dapat dikenakan sanksi pidana.
Terkait dengan Hak Cipta atas logo perusahaan tersebut, yang dapat Anda lakukan adalah meminta izin dari Pencipta/Pemegang Hak Cipta. Jika tidak ada izin dari Pencipta/Pemegang Hak Cipta, maka setiap penggunaan yang tidak sah dari suatu Ciptaan tanpa izin akan menjadi pelanggaran hak cipta.
Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.
Belajar Hukum Secara Online dari Pengajar Berkompeten Dengan Biaya TerjangkauMulai DariRp. 149.000
Ulasan:
Terima kasih atas pertanyaan Anda.
Jika kita bicara mengenai logo perusahaan dalam kaitannya dengan perlindungan hak kekayaan intelektual, maka kita bisa bicara di 2 (dua) hal, yaitu perlindungan Hak Merek dan perlindungan Hak Cipta. Penjelasan lebih lanjut silakan Anda simak Prosedur Pendaftaran Logo Perusahaan.
Merek adalahtanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
Hak Merek atas logo perusahaan dapat didaftarkan pada Direktorat Merek dan Indikasi Geografis, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM untuk memperoleh perlindungan hak mereknya.[1]
Penggunaan Merek oleh Pihak Lain
Secara umum, Pasal 1 angka 5 UU MIG telah mengatur bahwa hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.
Artinya, merek yang sudah terdaftar hanya dapat digunakan (dipakai, diperbanyak, dijual-belikan ataupun pemakaian lainnya) oleh si pemilik merek yang terdaftar ataupun pihak lain atas izin berdasarkan perjanjian secara tertulis sesuai peraturan perundang-undangan untuk menggunakan merek terdaftar tersebut (lisensi).[2]
Izin penggunaan merek (lisensi) tersebut biasanya disangkutkan dengan biaya royalti yang harus dibayarkan si penerima izin kepada pemberi izin. Pemberian lisensi dari satu pihak ke pihak lainnya harus dimohonkan pencatatannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan dikenai biaya.[3]
Penggunaan merek terdaftar tanpa hak yang sah (pengguna merek tersebut bukan pemilik/pemegang merek atau pemegang lisensi merek) menurut Pasal 100 UU MIG dapat dikenakan sanksi pidana sebagai berikut:
(1)Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(2)Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(3)Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), yang jenis barangnya mengakibatkan gangguan kesehatan, gangguan lingkungan hidup, dan/atau kematian manusia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata,[5] sehingga tak memerlukan pendaftaran kecuali dirasakan perlu.
Dengan demikian, Hak Cipta tidak mensyaratkan pendaftaran agar bisa mendapatkan perlindungan hukum karena ia lahir secara otomatis sesaat setelah diwujudkan dalam bentuk nyata.
Jika tidak ada izin dari Pencipta/Pemegang Hak Cipta, maka setiap penggunaan yang tidak sah dari suatu Ciptaan tanpa izin akan menjadi pelanggaran hak cipta. Akan tetapi, izin tidak diperlukan apabila:
1.Si pengguna adalah pencipta atau pemegang hak cipta dari Ciptaan tersebut;
2.Pencipta/Pemegang Hak Cipta telah menyatakan bahwa Ciptaannya boleh dipergunakan untuk keperluan tertentu yang wajar, misalnya untuk keperluan penelitian ataupun penggunaan non-komersial;
3.Ciptaan tadi telah habis masa perlindungan hak ciptanya dan sudah menjadi domain publik.
Memperbanyak Penggunaan Logo Perusahaan yang Diambil dari Internet
Lalu apakah penggunaan logo/merek yang diambil dari internet diperbolehkan untuk digunakan (diperbanyak atau dijual)?
Untuk mengambil keputusan tersebut angkah-langkah berikut harus dilakukan. Pertama kita harus melakukan pengecekan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (“Dirjen KI”), apakah merek tersebut merupakan merek terdaftar dan masih dilindungi haknya. Kedua, kita juga harus melakukan pengecekan ke Dirjen KI apakah merek tersebut masuk dalam kategori merek terkenal. Biasanya, merek-merek yang mendunia telah didaftarkan oleh perusahaan pemiliknya ke Dirjen KI atau masuk ke dalam kategori merek terkenal.
Anda boleh saja menggunakan logo/merek yang:
1.tidak terdaftar di Indonesia; atau
2.merek terdaftar tersebut sudah tidak dilindungi lagi/diperpanjang masa perlindungannya; atau
3.bukan termasuk kategori merek terkenal.
Tapi yang harus benar-benar Anda ketahui adalah penggunaan merek hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki hak untuk menggunakan merek tersebut, baik itu dengan mendaftarkan merek (bertindak sebagai pemilik merek) atau mendapatkan lisensi merek terdaftar.