Tuntut Hak, Petani Berjalan Kaki Jambi-Jakarta
Berita

Tuntut Hak, Petani Berjalan Kaki Jambi-Jakarta

Menuntut pemerintah menuntaskan masalah agraria.

ADY
Bacaan 2 Menit
Tuntut Hak, Petani Berjalan Kaki Jambi-Jakarta
Hukumonline

Mimin sangat kecewa. Petani perempuan yang memiliki empat anak ini merasa dirampas haknya setelah aparat keamanan dan pengusaha mengusirnya dari lahan yang ia garap. Lebih tragis lagi karena setelah diusir dari satu-satunya sumber mata pencaharian, sang suami jatuh sakit. Akhirnya ia bertekad untuk mengadukan nasibnya kepada pemerintah.

Mimin tak sendiri. Bersama sekira 65 petani lainnya yang berasal dari Jambi dan tergabung dalam Serikat Tani Nasional (STN), Mimin memilih cara menyampaikan uneg-unegnya kepada pemerintah pusat dengan berjalan kaki dari Jambi menuju Jakarta. Mereka tiba hari ini di Jakarta setelah menempuh perjalanan selama 42 hari.

Ketua Umum STN, Yoris Sindhu Sunarjan menuturkan bahwa Mimin dkk sebenarnya tak hanya menuntut kasus konflik agraria yang mereka alami, melainkan kasus serupa yang hampir menimpa semua petani di seluruh daerah. Mimin dkk meminta agar pemerintah, khususnya presiden dan Kementerian Kehutanan benar-benar menjalankan amanat konstitusi.

Yoris mensinyalir terjadi pelanggaran HAM dalam berbagai konflik agraria itu sehingga masyarakat yang terlibat dalam konflik tersebut menjadi trauma dan dihantui teror. “Perampasan lahan, penghancuran lingkungan, penghilangan sumber-sumber kehidupan seakan terus berlangsung dan eskalasinya terus bertambah,” kata dia kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/1).

Salah satu modus yang kerap dihadapi petani dalam konflik agraria menurut Yoris adalah perampasan tanah. Misalnya, tanah warga diambil alih perusahaan untuk dijadikan perkebunan. Ironisnya, hal itu seolah direstui oleh pemerintah lewat izin penggunaan lahan yang diterbitkan.

“Buat apa saya jauh-jauh jalan kaki lalu pulang dengan tangan hampa? Saya tetap akan bertahan disini sampai Presiden dan Menhut memenuhi tuntutan para petani,” timpal Mimin.

Rencananya, para petani itu bersama ratusan elemen masyarakat lainnya seperti serikat pekerja dan mahasiswa akan berdemo di depan Istana Negara. Mereka meminta agar Presiden menemui secara langsung. Jika permintaan itu tak dikabulkan, tak menutup kemungkinan para petani itu akan menginap di depan Istana Negara.

Tags: