Tips Mengatasi Mitos Ketika Mendirikan Law Firm
Berita

Tips Mengatasi Mitos Ketika Mendirikan Law Firm

Kunci sukses lain, seorang lawyer perlu memiliki keahlian yang unik atau khusus, reputasi baik, dapat memberi layanan jasa hukum dengan baik, dan dapat membangun hubungan dengan klien dengan baik.

Aida Mardatillah
Bacaan 2 Menit

 

Keempat, membuat law firm sukses hanya dengan menjadi lawyer yang pintar. Diakuinya, kepintaran menjadi salah satu faktor, tapi ada faktor lain agar law firm bisa sukses. Menurutnya, kepintaran itu harus didefinisikan secara hati-hati. “Kepintaran saja tidak cukup untuk mendapat kepercayaan klien. Tetapi, kepintaran perlu dibarengi kompetensi. Sebab, basis kompetensi seorang lawyer dapat membuat law firm terus berjalan,” kata Tony.

 

Kelima, adanya pemikiran bisnis jasa hukum lawyer sesuatu yang tabu dan bukan bisnis bidang hukum. Bagi Tony, menjalani bisnis law firm harus konsisten, berani, dan berpikir public services. Dia mengutip pandangan Jhon J. Parker yakni praktik profesi melibatkan pengacara mengandung tiga hubungan mendasar: hubungannya dengan kliennya, hubungannya dengan hukum, dan hubungannya dengan komunitas tempat tinggal.

 

“Standar profesi tumbuh dari hubungan ini. Jadi, firma hukum adalah bisnis yang mencari untung untuk membiayai operasional kantor, karyawan, dan lain-lain,” ujarnya.

 

Keenam, law firm tidak boleh memasarkan diri. Faktanya, kebanyakan orang dan klien ingin mengetahui apa yang dikerjakan dan mereka berhak mengetahui apa yang sedang dikerjakan law firm.

 

Mengutip American Marketing Association, pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses untuk menciptakan, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya.

 

“Kita harus membedakan marketing dengan selling. Kalau bicara selling itu ada etikanya, tetapi kalau kita bicara marketing kita memahami pasar yang ada. Dengan memahami pasar akan dengan mudah mengetahui apa yang sedang dibutuhkan masyarakat atau klien. Sehingga klien perlu mengetahui apa yang sedang kita kerjakan.”

 

Membutuhkan waktu panjang

Tony melanjutkan mendirikan law firm harus dimulai dengan pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa? Jika mereka mendirikan law firm dengan kata apa. “Apa yang harus dikerjakan? Apa harus mencari partner? Apa dimulai dengan menyewa kantor terlebih dahulu atau mencari klien dulu atau staf terlebih dahulu atau modalnya dulu?” Pertanyaan ini sangat logis karena mendirikan law firm membutuhkan proses yang sangat panjang.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait