Strategi Membangun Manajemen Kantor Hukum Ala Wakil Presiden KAI
Utama

Strategi Membangun Manajemen Kantor Hukum Ala Wakil Presiden KAI

Analisis SWOT, visi dan misi, core values, reputasi dan branding, fokus market yang berbeda dengan kantor hukum lain, serta publikasi menjadi strategi dasar membangun sebuah kantor hukum.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit

“Jangan lupakan, sebagai ilmu manajemen, pengelolaan kantor hukum memerlukan core values atau pegangan yang menjadi dasar. Core values adalah nilai dasar yang diadopsi dan berlaku bagi warga kantor hukum dalam melaksanakan visi, misi, dan strategic direction,’’ ujar Founding Partner HHR Lawyers ini.

Ia melanjutkan reputasi dan branding juga penting dalam strategi manajemen kantor hukum. Branding bisa berawal dari nama kantor hukum yang kuat daripada lawyer di dalamnya atau nama kantor hukum yang lebih kuat dibanding nama lawyer yang ada di dalamnya. Selain itu, publikasi independen turut bisa menjadi strategi manajemen untuk menggaet klien. Sebab, kantor hukum dilarang beriklan secara terang-terangan, sehingga membuat website dengan tulisan-tulisan publikasi terkait kantor hukum dapat menjadi pilihan.

“Saat ini dunia sudah terbuka, maka market luas juga terbuka. Adanya publikasi independen ini bisa membuat kita diketahui oleh calon klien. Sudah tidak zamannya lagi jualan dari kuping ke kuping, jadi reputasi harus dibangun dengan memanfaatkan teknologi informasi. No body will hear you, let’s the third party do,’’ ujarnya.

Menurutnya, pemasaran dengan cara publikasi bisa menjadi salah satu cara yang dapat menarik klien. Praktik manajemen kantor hukum yang efektif harus mencakup strategi pemasaran yang menumbuhkan perusahaan atau setidaknya mempertahankan profitabilitasnya.

Dalam membangun sebuah kantor hukum juga harus ditunjang dengan strategi perbedaan dengan fokus market kantor hukum lainnya. Selain itu, meyakinkan calon klien dengan keahlian khusus di satu bidang tertentu adalah cara lain, sehingga klien akan merasa yakin dengan kantor hukum yang telah dibangun.

“Tidak baik jika lawyer menyatakan diri bisa mengerjakan segalanya, orang akan melihat Anda tidak punya ekspertis dan keahlian khusus. Padahal keahlian khusus itu penting bagi advokat. Untuk itu, milikilah satu keahlian khusus itu!” sarannya.

Tags:

Berita Terkait