Simak! Cara Pengutipan Sumber Referensi untuk Penulisan Jurnal Ilmiah
Utama

Simak! Cara Pengutipan Sumber Referensi untuk Penulisan Jurnal Ilmiah

Sebaiknya saat menulis artikel ilmiah, pastikan referensinya berasal dari jurnal juga dan hindari mengutip hanya dari satu jurnal saja. Hindari pula mengutip referensi yang berasal dari buku; hindari kutipan dari tulisan skripsi, tesis, dan disertasi.

Willa Wahyuni
Bacaan 4 Menit

“Naskah yang diterima nantinya tidak akan lepas dari empat indikator yaitu orisinalitas, sebanyak apa plagiasinya, kemutakhiran, serta ketetapan dan metode substansi,” ujar Prawitra. Empat pilar tersebut adalah indikator mutlak agar artikel dapat terbit di jurnal internasional bereputasi atau tidak. Empat indikator itu akan menghasilkan empat hal yaitu jurnal diterima tanpa revisi, jurnal diterima dengan revisi minor, jurnal diterima dengan revisi major, atau jurnal ditolak.

“Jurnal internasional bereputasi yang baik pasti akan mempublikasikan artikel dengan dua kondisi saja yaitu diterima dengan revisi minor atau revisi major,” jelasnya melanjutkan.

Penolakan dalam publikasi artikel jurnal adalah hal lumrah yang biasa terjadi. Selalu penting untuk tidak menyerah setelah penolakan. Menjadi seorang penulis akademis membutuhkan ketekunan dan kemampuan untuk menghadapi penolakan sebagai bagian dari proses. 

Prawitra mendorong agar penulis tidak putus asa. Ketika satu jurnal menolak, ia menyarankan penulis untuk tidak mengirimkan ke jurnal yang sama. Sebaiknya, penulis mengirimkan kepada jurnal yang berbeda. Kalau pun masih ingin mempublikasikan artikel ilmiah di jurnal yang telah menolak, topik artikel dapat dibedakan dengan yang telah ditolak sebelumnya.

“Kalau artikel sudah ditolak, itu tandanya tidak ada harapan. Cobalah untuk publish di tempat lain,” sarannya. Sebagai pekerjaan ilmiah yang membutuhkan wawasan dan keterangan ilmiah di dalamnya, Prawitra juga mendorong penulis tidak menggunakan Artificial Intelligence. Termasuk juga menggunakan aplikasi parafrase lainnya dalam penulisan jurnal ilmiah.

Koreksi pada hasil tulisan adalah proses dalam penulisan artikel ilmiah. Menggunakan deskripsi dan wawasan sendiri adalah yang utama. “Penggunaan Artificial Intelligence akan membuat naskah menjadi berbahasa robot dan kurang keilmiahannya.”

Melihat permasalahan 

Dalam kesempatan yang sama, Chief Editor Padjajaran Journal of Law Irawati Handayani menerangkan seorang editor serta reviewer akan dapat menilai suatu artikel layak dipublikasikan hanya dengan melihat permasalahan dan kontribusi yang menjadi tujuan dari penulisan artikel.

Tags:

Berita Terkait