Siksa Tahanan Palestina, Pakar HAM Internasional Sebut Kompas Moral Israel Sudah Hilang
Mengadili Israel

Siksa Tahanan Palestina, Pakar HAM Internasional Sebut Kompas Moral Israel Sudah Hilang

Para ahli telah menerima banyak laporan penyiksaan dan kekerasan seksual. Ada sekitar 9.500 warga Palestina termasuk ratusan anak-anak dan wanita dipenjara tanpa dakwaan.

Ferinda K Fachri
Bacaan 4 Menit
Foto Ilustrasi: The Wall Street Journal (fadel senna/Agence France-Presse/Getty Images)
Foto Ilustrasi: The Wall Street Journal (fadel senna/Agence France-Presse/Getty Images)

Dilansir dari beberapa media internasional termasuk TRTWorld dan Middle East Eye, seorang dokter senior menyatakan terkejut atas informasi pemerkosaan massal yang dialami oleh seorang tahanan Palestina pada penjara Sde Teiman. Peristiwa tersebut membuat tahanan yang dimaksud mengalami trauma anal yang parah, tulang rusuk yang retak, dan usus yang pecah.

Polisi militer Israel kemudian menangkap sembilan prajurit cadangan pada hari Senin (29/8/2024) termasuk seorang mayor yang merupakan komandan Pasukan 100. Para prajurit tersebut menghadapi sidang jaminan di Pengadilan Militer Beit Lid pada hari berikutnya. Anehnya, muncul tanggapan berupa aksi unjuk rasa massa Israel yang pro-pemerkosa termasuk anggota Knesset ekstremis. Mereka menyerbu pangkalan militer untuk berdemonstrasi.

Baca juga:

CBS News memberitakan seorang anggota partai Likud (partai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) dalam membenarkan pemerkosaan dan penyiksaan terhadap tahanan Palestina itu. Pernyataan disampaikan dalam sebuah pertemuan anggota parlemen. Anggota parlemen Hanoch Milwidsky berteriak lugas bahwa segala hal termasuk dugaan penyiksaan adalah sah untuk dilakukan terhadap seorang Nukhba (militan Hamas).

Berdasarkan laporan tersebut, the United Nations Human Rights Office of High Commissioner (OHCHR) melaporkan penilaian sekelompok pakar hak asasi manusia independent. Bagi mereka dugaan penyiksaan dan kekerasan seksual di penjara Sde Teiman Israel adalah tindakan yang sangat ilegal dan menjijikkan.

“Penyiksaan Israel yang meluas dan sistematis terhadap warga Palestina dalam penahanan dan praktik penangkapan sewenang-wenang selama beberapa dekade, ditambah dengan tidak adanya pembatasan apa pun oleh Negara Israel sejak 7 Oktober 2023, menggambarkan gambaran yang mengejutkan yang dimungkinkan oleh impunitas absolut,” ujar mereka.

Setidaknya tercatat 9.500 warga Palestina termasuk ratusan anak-anak dan wanita saat ini mendekam di penjara. Diperkirakan sepertiganya dilaporkan tanpa dakwaan maupun proses pengadilan. Jumlah pasti lainnya yang tidak diketahui juga ditahan secara sewenang-wenang di fasilitas penahanan dan kamp ad hoc. Ini menyusul serangkaian penangkapan di seluruh wilayah Palestina setelah serangan 7 Oktober 2023.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait