Sejumlah Penyebab Aksi Korporasi Berimplikasi Korupsi di BUMN
Utama

Sejumlah Penyebab Aksi Korporasi Berimplikasi Korupsi di BUMN

Mulai konflik kepentingan hingga perbedaan penilaian aset.

Rofiq Hidayat
Bacaan 4 Menit

Ketersediaan saluran pelaporan yang aman dan mudah diakses bagi pegawai serta masyarakat terkait adanya dugaan konflik kepentingan. Tak hanya itu, adanya audit independen. Menurutnya keberadaan audit independen secara berkala terhadap berbagai yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.

Ada pula pemantauan media terkait perusahaan dan pejabat BUMN agar dapat mengidentifikasi potensi konflik kepentingan. Selanjutnya rotasi jabatan. Pola tersebut dilakukan secara berkala agar dapat mencegah terjadinya monopoli kekuasaan dan mengurangi risiko konflik kepentingan.

Kedua, transparansi yang rendah. Menurutnya keterbukaan dalam pembuatan kebijakan dan tidak  setengah kamar menjadi keharusan. Selain itu keberadaan satuan pengawas internal yang menjadi ‘mata dan telinga’ direksi mesti diisi oleh orang-orang independen agar dapat mendeteksi permasalahan.

Menurutnya deteksi dini pencegahan lainnya terhadap transparansi yang rendah dengan membuat mekanisme pelaporan melalui Whistleblowing System serta layanan Hotline. Kemudian adanya analisis transaksi melalui due diligence. Selanjutnya analisis data menggunakan  data analitik untuk mengidentifikasi pola transaksi yang mencurigakan.

Ada pula benchmarking. Yakni dengan membandingkan harga dan kondisi transaksi dengan transaksi serupa di pasar. Selain itu, adanya audit reguler di bidang keuangan, kinerja, dan kepatuhan. Selanjutnya pantauan media melalui monitoring pemberitaan dan analisis sentimen publik terhadap perusahaan. Serta evaluasi berkala terhadap pejabat yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan.

Ketiga, kelemahan sistem pengendalian internal. Dalam upaya mengatasi hal tersebut, deteksi dini yang dapat dilakukan melalui self assessment terhadap sistem pengendalian internal secara berkala. Kemudian audit internal dan eksternal yang dilakukan secara rutin. Khusus audit eksternal mengundang auditor eksternal untuk melakukan audit independen.  

“Kemudian menyediakan saluran pelaporan yang aman bagi pegawai untuk melaporkan dugaan penyimpangan. Serta pemantauan kinerja terhadap kinerja kunci (key performance indicators) secara berkala,” ujarnya.

Tags:

Berita Terkait