Program Ekonomi Para Capres Bergantung Pada Kepastian Hukum
Utama

Program Ekonomi Para Capres Bergantung Pada Kepastian Hukum

Para tim ekonomi lima calon presiden sudah menyiapkan berbagai program kongkrit andai para calonnya menang menjadi presiden. Namun, pelaksanaan program para capres dan cawapres tersebut masih tergantung pada masalah kepastian hukum.

Tri
Bacaan 2 Menit
Program Ekonomi Para Capres Bergantung Pada Kepastian Hukum
Hukumonline

Sedangkan duet capres dan cawapres Amien Rais dan Siswono Yudohusodo, melalui juru bicaranya Dr. Dradjad Wibowo, mengatakan, program ekonomi yang dijalankan pasangan Amien dan Siswono kalau terpilih akan menurunkan beban pajak. Tetapi di sisi lain, lanjut Dradjad, perlu adanya pembenahan pengadilan pajak. 

Dradjad sendiri menegaskan, meski ada penurunan beban pajak, namun di sisi lain perlu ada perluasan terhadap basis pajak. Selain itu, program-program lain yang menunjang perekonomian yang perlu dilaksanakan adalah peningkatan perumahan bagi rakyat, program magang, serta perlu kepastian hukum dalam berusaha, seperti perlunya reformasi pertanahan.  

Nah terkait dengan kelembagaan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Dradjad melihatnya agar lembaga tersebut tidak bekerja layaknya seperti pengemis. "Kita perlu adanya lembaga pengawas persaingan usaha yang kuat. Untuk itu perlu adanya lembaga yang mandiri, serta adanya dana sendiri bagi operasional KPPU. Tidak seperti sekarang yang masih minta-minta ke Deperindag," ucapnya.  

Pengangguran ditekan

Sementara itu, Dr. Sri Adiningsih, yang menjadi juru bicara tim ekonomi pasangan capres dan cawapres Megawati dan Hasyim Muzadi, mempromosikan keberhasilan Megawati selama menjadi presiden. Menurut Sri Adiningsh, selama menjabat Presiden, Megawati telah berhasil menyelesaikan masalah fiskal. Paling tidak hal itu terlihat makin mantapnya kesinambungan fiskal saat ini. "Kita sudah menekan masalah fiskal dari 100 persen GDP menjadi sekitar 60 persen. Dan kami berharap untuk tahun 2006 sudah tidak ada lagi defisit fiskal," papar Sri.     

Begitu juga dengan angka pengangguran. Sri memaparkan, selama masa kepemimpinan Megawati, angka pengangguran terus berhasil ditekan. "Bahkan berdasarkan Biro PusatStatistik (BPS), setiap tahun justru terus meningkat jumlah lapangan kerja baru sebesar 12,9 juta," tegas Sri.  

Namun Sri, balik mempersoalkan lemahnya sistem hukum yang akan berpengaruh dalam proses pembangunan. Ia mencontohkan kasus pailit Prudential, yang menjadi preseden buruk bagi lemahnya hukum yang akan menyebabkan ketidakpercayaan pihak asing kepada Indonesia.

Duet capres dan cawapres Wiranto dan Salahuddin Wahid misalnya, melalui juru bicara tim ekonominya Dr. Harry Azhar Aziz mengatakan perlunya peningkatan proteksi terhadap hak atas kekayaan intelektual. Di samping perlunya perlindungan hukum yang fair terhadap kontrak-kontrak dengan pihak asing. 

Menurut Azhar, hal ini merupakan modal yang penting bagi pembangunan ke depan. "Saat ini itulah kelemahan kita. Investasi asing pergi dan capital flight juga tinggi," ujar Azhar, yang ikut dalam acara seminar publik tim ekonomi capres dan cawapres, yang diselenggarakan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)  di Hotel Borobudur, Jakarta (7/06).  

Hal senada juga disampaikan tim ekonomi duet Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Menurut juru bicaranya  Sofyan Djalil, Ph.D, modal penting pelaksanaan pembangunan adalah pemberantasan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) sampai keakar-akarnya. Untuk itu, lanjut Sofyan, kalau SBY dan Jusuf Kalla terpilih, penuntasan masalah KKN akan dimulai dari diri mereka sendiri (SBY dan Jusuf Kalla, red).  

Halaman Selanjutnya:
Tags: