Presiden Diminta Bertindak Atas Pernyataan Gatot
Berita

Presiden Diminta Bertindak Atas Pernyataan Gatot

Caranya dengan memanggil Jaksa Agung M Prasetyo dan meminta keterangan terkait indikasi keterlibatannya dalam kasus suap Patrice Rio Capella.

ANT
Bacaan 2 Menit
Gubernur Sumut nonaktif Gatot Pujo Nugroho dan istrinya, Evi Susanti. Foto: RES
Gubernur Sumut nonaktif Gatot Pujo Nugroho dan istrinya, Evi Susanti. Foto: RES

Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu segera memanggil Jaksa Agung M Prasetyo untuk meminta keterangan tentang indikasi keterkaitannya dalam kasus suap mantan Sekjen Partai Nasdem, Patrice Rio Capella.

"Bila presiden tidak mengambil tindakan, dikhawatirkan akan dituding mengingkari janji kampanye yang dituangkan dalam visi, misi dan program saat pemilu presiden 2014," kata Said Salahudin melalui pesan elektroniknya yang diterima di Jakarta, Jumat (23/10).

Said mengatakan dalam visi, misi dan program saat berkampanye, Presiden Jokowi menjanjikan akan memilih jaksa agung yang bersih. Artinya, jaksa agung pilihan presiden harus benar-benar terbebas dari isu yang mengarah kepada perbuatan korupsi. Saat ini, ia menilai, sudah ada indikasi keterlibatan Jaksa Agung Prasetyo dalam kasus dugaan korupsi Patrice berdasarkan pengakuan Gubernur nonaktif Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho.

Di Pengadilan Tipikor Jakarta, Gatot mengakui pernah meminta bantuan Patrice untuk berkomunikasi dengan jaksa agung untuk menyelesaikan kasus dugaan korupsi bantuan sosial. "Apalagi, dalam keterangannya, Gatot menyatakan Rio menyanggupi permintaan tersebut. Indikasi keterkaitan jaksa agung ini yang saya kira perlu mendapat perhatian serius dari presiden," tuturnya.

Said mengatakan Presiden tidak hanya harus bertanggung jawab sebagai atasan jaksa agung. Tapi juga perlu membuktikan komitmennya kepada rakyat yang telah memilihnya dengan menempatkan figur yang bersih dalam jabatan jaksa agung."Kalau presiden diam saja, saya khawatir presiden akan dianggap tidak peka terhadap isu korupsi di lingkaran presiden sendiri. Bahkan presiden bisa dianggap abai terhadap janjinya," katanya.

Usai meminta keterangan dari Jaksa Agung Prasetyo, dan Presiden Jokowi yakin bahwa bawahannya itu memang bersih, maka presiden harus berani memberikan jaminan kepada publik.Sebaliknya, bila presiden "mencium" ada keterkaitan jaksa agung dalam kasus tersebut, maka sebaiknya Prasetyo dicopot dari jabatan jaksa agung.

"Saya khawatir bila presiden diam saja, lalu kemudian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan jaksa agung sebagai tersangka, maka bisa mencoreng wajah presiden sendiri," ujarnya.

Tags:

Berita Terkait