Saling melempar pertanyaan menjadi bagian dari rangkaian debat calon presiden (Capres) dengan tiga calon di area Gedung Komisi Pemilihan Umum (KP) Pusat. Sejumlah tema yang disodorkan panelis cukup beragam. Seperti Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik, dan Kerukunan Warga.
Salah satu pertanyaan yang diberikan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, kepada capres nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan. Yakni menyoal bagaimana Anies saat masih mengampu jabatan Gubernur DKI Jakarta mengelola anggaran untuk mengatasi persoalan polusi udara yang tinggi.
“Selama Anies menjadi Gubernur, Jakarta sering menerima indeks polusi tertinggi di dunia. Bagaimana anggaran Jakarta Rp80 triliun tapi tidak ada kebijakan yang berarti untuk mengurangi polusi?,” tanya Prabowo.
Anies menjawab dengan analogi, di suatu daerah mengaku tidak terdapat Covid-19 karena di tempat itu tidak ada alat untuk melakukan tes Covid-19. Nah, Jakarta memiliki alat yang fungsinya memantau kualitas udara. Jika sumber polusi udara berasal hanya dari dalam kota Jakarta saja, maka indeksnya akan selalu konsisten, tapi ada hari di mana udara relatif bersih dan kotor.
Baca juga:
- Ditanya Ganjar Soal IKN, Anies Kritik Pembentukan UU IKN
- Capres Anies Janjikan 'Hotline Paris', Akses Bantuan Hukum Gratis Bagi Masyarakat
- Tingkatkan Independensi Kehakiman, Capres Prabowo Janji Naikkan Gaji APH
Tapi prinsipnya angin bergerak dari berbagai arah sehingga polusi yang bersumber dari Pembangkit Listriik Tenaga Uap (PLTU) ikut masuk ke Jakarta sehingga dihitung oleh alat monitor kualitas udara di Jakarta. Untuk masalah polusi yang sumbernya dari dalam kota Jakarta, Anies menyebut ada beberapa hal yang dikerjakan ketika dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Antara lain mengendalikan emisi dari kendaraan bermotor, elektrifikasi dan konversi kendaraan umum,” ujarnya.