Politisi Demokrat Dukung KPK Usut Tuntas Kasus Anas
Berita

Politisi Demokrat Dukung KPK Usut Tuntas Kasus Anas

Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat juga menyerahkan hasil pemeriksaan terkait politik uang dalam kongres.

NOV
Bacaan 2 Menit

Di lain pihak, Ketua Komisi Pengawasan Partai Demokrat, TB Silalahi mengaku, dahulu ada beberapa orang mantan Ketua DPC yang datang mengadu Komisi Pengawast. Mereka mempersoalkan Musyawarah Cabang (Muscab) yang diwarnai politik uang. Para Ketua DPC menyatakan ada yang memberikan uang dalam kongres.

“Jadi, kami melakukan pemeriksaan. Setelah itu, kami membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan sekarang sudah selesai. Hasil itulah yang kami berikan ke KPK. Mengenai kontennya apa, silakan tanyakan ke KPK. Saya hanya dipanggil KPK sebagai Komisi Pengawas untuk memberikan bantuan keterangan,” tuturnya.

Penerimaan aliran dana proyek Hambalang tersebut terungkap dalam dakwaan mantan Kabiro Perencanaan Kemenpora Deddy Kusdinar. Atas dimenangkannya KSO Adhi-Wika, PT Adhi Karya dan PT Wika memberikan Rp14,601 miliar kepada Anas untuk membantu pencalonan sebagai Ketua Umum dalam Kongres Partai Demokrat.

Perbuatan Deddy yang mengatur kemenangan KSO Adhi-Wika dianggap telah memperkaya diri sendiri korporasi, dan orang lain. Ada sejumlah politisi yang diperkaya akibat perbuatan Deddy, diantaranya Anas Rp2,21 miliar Mahyuddin Rp500 juta, Olly Dondokambey Rp2,5 miliar, serta Andi Alfian Mallarangeng Rp4 miliar dan AS$550 ribu.

KPK telah menetapkan Anas sebagai tersangka dan melakukan penggeledahan di empat rumah Anas. Pertama, rumah di Teluk Semangka Blok C9 Kavling No.1. Kedua, rumah di Jl Selat Makassar Kavling AL Blok C9 No.22 Duren Sawit. Ketiga, rumah di Jl Selat Makassar Kavling AL Blok C9, Duren Sawit. Keempat, rumah di Jl Teluk Langsa Raya.

Dari hasil penggeledahan, penyidik menyita uang sejumlah Rp1 miliar yang ditemukan dalam tas di rumah Anas, Jl Selat Makassar Perkav AL Blok C9, Duren Sawit. Penyidik juga menyita paspor atas nama Attiyah Laila, serta kartu nama Presiden Direktur PT AA Wasit Suadi, Direktur PT Adhi Karya Bambang Tri, PT PP Ketut Darmawan.

Sementara, dari tiga lokasi penggeledahan lain, penyidik menemukan dokumen-dokumen terkait kasus korupsi proyek pengadaan P3SON Hambalang. Selain itu, penyidik turut menyita buku tahlilan bergambar Anas Urbaningrum yang dicetak tahun 2009. Buku itumerupakan salah satu bukti penting, sehingga disita penyidik.

Tags:

Berita Terkait