Petinggi SCTV Ungkap Bos Sentul City Minta Namanya Tidak Disebut
Berita

Petinggi SCTV Ungkap Bos Sentul City Minta Namanya Tidak Disebut

Akhirnya petinggi SCTV ini tidak mengakomodir permintaan Swie Teng karena merasa pengakuan Swie Teng tidak benar.

NOV
Bacaan 2 Menit

"Jadi, poin saya hanya ingin membuktikan apa benar perkataan Pak Cahyadi kalau itu Asie. Muncul naluri investigasi saya. Saat mengobrol dengan Sherley, Sherley bilang sebetulnya ada cek Rp5 miliar, tapi cek itu sudah dia slender atau dia musnahkan. Saya tanya kenapa dislender? Sherley bilang kan (cek) tidak jadi dikasih," ujarnya.

Pada hari berikutnya, Suryani kembali mengajak Swie Teng bertemu Luhut. Lagi-lagi, Suryani tidak berhasil menemui Luhut. Swie Teng yang datang bersama beberapa karyawannya, termasuk Sherley meminjam ruangan untuk briefing. Dalam pertemuan itu, Suryani mencoba meminta dokumen kepada Sherley terkait pencairan cek ke perusahaan istri Yohan.

Namun, Sherley mengaku dokumen sudah dipindahkan dan tidak memiliki salinannya. Setelah Suryani mencoba mengorek keterangan Sherley, tiba-tiba Sherley mengungkapkan jika sebenarnya ada pengganti cek Rp5 miliar yang ditandatangani anak Swie Teng. Sontak Swie Teng menimpali cek itu untuk membeli tanah karena Yohan adalah broker.

Merasa kurang mendapat informasi dari beberapa karyawan Swie Teng, Suryani meminta Swie Teng menghadirkan Direktur PT Brilliant Perdana Sakti ke Gedung Istana Kana, Jl RP Soeroso No.24, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Tak lama datang pria kurus memakai sandal yang belakangan diketahui Direktur PT BPS Suwito.

Melihat penampilan Suwito, Suryani tidak yakin Suwito benar-benar Direktur PT BSP. Benar saja, Suwito ternyata hanya nominee. Nama Suwito cuma digunakan dalam akta PT BSP, sedangkan kuasa yang berhak mencairkan dan mengeluarkan uang dari PT BPS adalah Elfi Darlis dan anak Swie Teng, Danie Otto Kumala.

"Terus, Steven ngomong ke Suwito. 'Lu kan nominee Asie'. Suwito bilang dia tidak kenal Asie. Steven bilang lagi, 'Lu google aja bego'. Akhirnya, Pak Cahyadi ngomong gini, 'Pokoknya, lu jangan sebut-sebut nama gue'. Lalu, saya kasihan juga sama orang ini. Dia bilang dia mau dipanggil KPK. Itu pertemuan pertama dan terakhir saya sama dia," tuturnya.

Setelah pertemuan itu, Suryani melaporkan kepada pemegang saham SCTV bahwa pengakuan Swie Teng mengenai Asie banyak tidak benarnya. Dengan demikian, Suryani menyatakan medianya tidak dapat mengakomodir permintaan Swie Teng yang meminta agar namanya, keluarganya, Sentul City, dan Kemenhut tidak disebut-sebut.

Tags:

Berita Terkait