Pengangguran Terbuka Turun, Tapi di 3 Provinsi Ini Masih Tinggi
Berita

Pengangguran Terbuka Turun, Tapi di 3 Provinsi Ini Masih Tinggi

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan tingkat pengangguran antara lain melakukan pembinaan hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan.

Ady Thea DA
Bacaan 2 Menit

Dalam materi yang disampaikan Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri, mengatakan tingkat Pengangguran di perkotaan selalu lebih tinggi dibandingkan desa, tapi trennya secara umum relatif menurun. Begitu pula tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK jumlahnya terus turun pada periode 2015-2018.

Mengutip hasil kajian Lembaga Demografi FEB Universitas Indonesia tahun 2017, Hanif menjelaskan ada sejumlah hal yang menyebabkan lulusan SMK menganggur. Antara lain, tidak semua SMK memiliki kualitas yang sama dan mampu menghasilkan lulusan dengan kompetensi memadai. Perempuan lulusan SMK mendapat pekerjaan lebih cepat dibandingkan pria karena perempuan mau bekerja di sektor apapun, sedangkan pria memiliki orientasi bekerja di sektor formal.

Dari kajian itu sekitar 39 persen jebolan SMK baru menemukan pekerjaan setelah 1-3 bulan lulus sekolah dan 21 persen butuh waktu lebih dari 6 bulan. Penyebabnya yakni bidang studi tidak sesuai, informasi pasar kerja dan akses pelatihan kerja terbatas. “Keahlian lulusan SMK tidak sesuai kebutuhan industri,” ujar Hanif.

Guna mengatasi masalah pengangguran, Hanif menyebut Kementerian Ketenagakerjaan sedikitnya melakukan 4 hal. Pertama, dari sisi supply harus dilaksanakan pelatihan vokasi termasuk pemagangan, ini penting untuk mengatasi masalah miss-match. Kedua, memperkuat mekanisme penempatan seperti bursa kerja, dan perluasan kesempatan kerja. Ketiga, pembinaan hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan untuk menciptakan iklim hubungan industrial yang harmonis. Keempat, penyederhanaan perizinan ketenagakerjaan.

(Baca juga: Pemerintah Diminta Terbitkan Kebijakan untuk Kurangi Ketimpangan Sosial).

Sekjen OPSI, Timboel Siregar, berpendapat turunnya tingkat pengangguran terbuka menjadi 5,34 persen per Agustus 2018 patut diapresiasi sebagai bentuk pemenuhan janji Presiden Joko Widodo untuk menciptakan 10 juta lapangan kerja dalam 5 tahun periode pemerintahannya. Menurutnya hal ini berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dan bergulirnya dana desa.

Kendati secara kuantitatif tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan, tapi Timboel menekankan secara kualitatif pemerintah perlu menggenjot peningkatan lapangan kerja sektor formal. “Selama ini penurunan tingkat pengangguran terbukaa dikontribusi secara signifikan oleh pembukaan lapangan kerja yang sifatnya ad hoc seperti pembangunan infrastruktur,” katanya saat dihubungi, Selasa (13/11).

Tak ketinggalan Timboel mendesak pemerintah untuk lebih serius menerapkan pendidikan dan pelatihan vokasi. Hal itu patut dilakukan mengingat SDM yang ada sekarang mayoritas lulusan SD dan SMP sehingga keterampilannya belum mampu memenuhi kebutuhan industri.

Tags:

Berita Terkait