Pejuang yang Kerap Dikecewakan (Penegak) Hukum
Edisi Akhir Tahun 2011:

Pejuang yang Kerap Dikecewakan (Penegak) Hukum

Perjuangannya bersama Serikat Pegawai Bank Mandiri harus kandas berkali-kali di pengadilan, namun dia tak mau menyerah.

CR-12
Bacaan 2 Menit

 

Gejolak dimulai ketika awal tahun 2006, Dirut menerbitkan Program Kesepakatan Pensiun Dini (PKPD). Akibatnya terjadi PHK terhadap lebih dari 700 pekerja. Peraturan demi peraturan yang dikeluarkan oleh Dirut yang baru ini menurut Viddi membuat runyam kondisi Bank Mandiri, khususnya terhadap pekerja.

 

Selain itu Dirut yang baru ini juga dirasa tidak kooperatif dalam membantu kegiatan SPBM. Bahkan Viddi menyebutkan bahwa Dirut sempat menghina pekerja yang tingkat jabatannya menengah ke bawah.

 

Menanggapi kondisi itu Viddi mendapat tekanan dari anggota SPBM untuk menggelar mogok kerja. Namun Viddi khawatir jika aksi mogok terjadi akan mengguncang perekonomian Indonesia, pasalnya Bank Mandiri termasuk salah satu lembaga perbankan utama.

 

Dari hasil diskusi internal SPBM dihasilkan kesepakatan untuk mengadakan kegiatan ‘Mandiri Berdoa’ pada hari Jumat 20 Desember 2006 usai jam kerja. Namun satu hari sebelum kegiatan itu dimulai, Dirut melarang. SPBM tak menggubrisnya dan tetap menggelar aksi doa bersama. Keesokan harinya Viddi dipanggil direksi untuk dimintai keterangan mengenai kegiatan itu. Agus Martowardojo –yang saat ini menjadi Menteri Keuangan- kala itu marah kepada Viddi.

 

Pasca aksi tersebut, SPBM melihat tidak ada perubahan signifikan di Bank Mandiri. Maka di awal tahun 2007 SPBM sepakat untuk menggunakan pakaian serba hitam pada hari jumat. Ini dilakukan sebagai pertanda bahwa pekerja sedang berkabung atas tindakan manajemen.

 

Aksi ini kembali menuai kecaman dari manajemen. Seluruh pekerja yang memakai pakaian serba hitam di hari itu diperintahkan untuk pulang ke rumah. Lagi-lagi Viddi melakukan perlawanan atas arogansi manajemen itu. Menurutnya tidak ada aturan perusahaan yang melarang pekerja untuk berpakaian serba hitam di hari jumat.

 

Sejak itu, tekanan untuk melakukan aksi mogok kerja dari anggota semakin kencang. Akhirnya SPBM memutuskan menggelar aksi demonstrasi pada hari libur kerja di bulan  Agustus 2007. Ribuan anggota SPBM dari seluruh Indonesia berkumpul di Jakarta untuk meramaikan aksi. Salah satu yang mereka tuntut adalah perbaikan kesejahteraan.

Halaman Selanjutnya:
Tags: