Patrialis: Jangan Takut Dikriminalisasi Kalau Memimpin KPK
Berita

Patrialis: Jangan Takut Dikriminalisasi Kalau Memimpin KPK

Hingga saat ini advokat dan PNS masih bersaing memperebutkan kursi calon pimpinan KPK.

Inu/Fat
Bacaan 2 Menit

 

Jemput bola

Agar calon berintegritas dan kredibilitas mau mencalonkan diri, kata Patrialis, Panitia Seleksi menerapkan kebijakan jemput bola. Panitia sudah mengirimkan surat permintaan ke Forum Rektor, Mabes Polri, dan Kejaksaan Agung. Surat itu bermaksud mengundang calon-calon terbaik dari institusi tersebut.

 

Kebijakan jemput bola bukan tanpa hambatan. Biaya perjalanan misalnya. Anggota Panitia Seleksi bolak balik Yogyakarta – Jakarta untuk mengadakan rapat. Menurut Patrialis, selama ini Panitia Seleksi terpaksa menggunakan anggaran Kementerian Hukum dan HAM karena Kementerian Keuangan belum menyetujui usulan anggaran Panitia. Aktivitas seleksi dikalkulasi menghabiskan biaya hingga Rp2,5 miliar.

 

Komisi Yudisial

Lain dengan Pansel KPK, pansel KY yang sudah memasuki pekan ketiga masa pendaftaran hanya menerima 22 pelamar dengan berkas lengkap. Para peminat komisioner KY yang menyerbu sekretariat pansel lebih banyak dari kalangan akademisi dengan strata pendidikan S3. "Memang lebih banyak yang melamar dari kalangan akademisi," terang Sekretaris Pansel KY, Tadjum.

 

Para akademisi tersebut berasal dari Perguruan Tinggi yang tersebar di Jawa, Sulawesi. Sedangkan para advokat menjadi pendaftar kedua terbanyak yang ingin menggantikan Busyro Muqodas dan kawan-kawan pada Agustus 2010. Tetapi besar kemungkinan masa jabatan para komisioner Komisi Yudisial akan diperpanjang mengingat waktu yang tersedia untuk proses seleksi sangat mepet.

Tags: