Our Ocean Conference 2018: Sebuah Langkah Maju
Kolom

Our Ocean Conference 2018: Sebuah Langkah Maju

​​​​​​​Setiap orang di dunia harus sadar bahwa laut merupakan warisan milik kita bersama.

Bacaan 2 Menit

 

Bahaya ini sudah sangat mengancam kondisi laut bumi kita. Maka diperlukan upaya serentak sekaligus kesadaran yang kuat bahwa tidak ada satu tindakan pun yang berhasil dalam memerangi sampah laut, kecuali dilakukan setiap negara di dunia secara meneyeluruh termasuk negara non pesisir. Dalam setiap konferensi berbagai janji dan komitmen telah diberikan dalam rangka usaha dan upaya mengurangi limbah polusi laut dan membuat lautan bersih kembali.

 

  1. Perikanan Berkelanjutan

Perikanan merupakan masalah utama bidang kelautan sejak diadopsinya UNCLOS 1982. Negara-negara di dunia yang duduk di meja negosiasi menyadari bahwa mereka perlu memiliki peraturan lebih lanjut melebihi peraturan yang tertulis di dalam UNCLOS 1982. Itulah sebabnya aturan untuk membentuk Regional Management Organization (RFMO) atauOrganisasi Manajemen Perikanan Regional diwujudkan pertama kali di dalam UNCLOS 1982.

 

Sumber daya perikanan yang sebelumnya diyakini melimpah dan tak terbatas sekarang terbukti langka dan terbatas. Penangkapan ikan berlebihan terjadi di seluruh dunia karena adanya praktik penangkapan ikan ilegal, serta penangkapan ikan yang tidak terkontrol yang disebut sebagai Illegal Unregulated and Unreported Fishing (IUUF) dan penangkapan ikan yang merusak. Walaupun terdapat banyak upaya internasional, regional dan lokal yang telah dilakukan terus menerus termasuk langkah-langkah oleh RFMO, namun permasalahan tersebut belum juga terselesaikan.

 

Salah satu langkah yang baru diperkenalkan adalah dengan cara mendorong transparansi data posisi kapal penangkap ikan di lautan menggunakan perangkat teknologi guna kepentingan pengawasan dan kontrol. Setiap negara diharapkan untuk mengungkapkan lokasi kapal penangkap ikan mereka dengan menggunakan data AIS dan VMS, sehingga lokasi kapal-kapal mereka dapat dilacak termasuk di mana mereka melakukan pemancingan atau berlayar.

 

Indonesia telah bekerja sama dengan Global Fishing Watch dalam membuat kegiatan penangkapan ikan secara transparan. Untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada sumber daya serta lingkungan laut maka perlu diperkenalkannya solusi berteknologi tinggi ramah lingkungan sebagai solusi yang tepat dalam menjawab permaslahan tersebut. Akan tetapi harus dipertimbangkan dan diperhatikan bahwa penggunaan teknologi tidak akan meningkatkan harga sumber bahan pangan dari laut untuk di konsumsi oleh masyarakat.

 

Ikan adalah makanan utama dan sumber protein dan nutrisi penduduk dunia oleh karena itu komoditas ikan harus selalu dijaga agar selalu berada di dalam range harga yang terjangkau supaya dapat dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat, jika tidak dijaga maka hanya lapisan masyarakat tertentu  saja yang bisa mendapatkan makanan laut sebagai menu di piring mereka.

 

Penelitian dan pengembangan untuk menciptakan teknologi baru tersebut harus didanai oleh pemerintah sebagai kewajiban mereka untuk memenuhi kebutuhan produk makanan laut yang aman dan berkelanjutan, serta untuk memastikan bahwa hak-hak dasar para nelayan terjaga dengan baik. Perlindungan hak asasi manusia para nelayan dan pekerja ikan perlu diatur dan dijamin oleh pemerintah terutama pemenuhan hak dan kewajiban mereka dalam rantai pasokan harus diawasi ketat oleh pemerintah.

Tags:

Berita Terkait