OJK Perlu Koordinasi dengan Bank
Berita

OJK Perlu Koordinasi dengan Bank

Agar pengaturan dan pengawasan perbankan yang berpindah dari BI ke OJK pada 2014 bisa berjalan efektif.

FAT
Bacaan 2 Menit
Deputi Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Sri Rahayu Widodo. Foto: SGP
Deputi Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Sri Rahayu Widodo. Foto: SGP

Sebelum peralihan tugas pengawasan dan pengaturan perbankan berpindah dari Bank Indonesia (BI) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diperlukan adanya koordinasi yang baik antara OJK dengan pihak perbankan. Menurut Senior Vice President Bank Mandiri Himawan Edhy Subiantoro, koordinasi diharapkan bisa membantu tugas dan fungsi OJK di bidang perbankan.

"Ada koordinasi yang baik antara OJK dengan bank khususnya dalam hal pengawasan," kata Himawan dalam sebuah diskusi di Universitas Indonesia, Depok (11/3).

Koordinasi ini, lanjut Himawan, bisa dalam bentuk kerjasama yang efektif dengan menerapkan pola hubungan antara OJK bersama perbankan seperti mitra. Selain itu, penerapan regulasi yang dikeluarkan BI otomatis harus ditindaklanjuti oleh OJK saat peralihan tugas dan fungsi yang akan berlaku tahun 2014.

Akademisi Yunus Husein menilai, posisi OJK dalam mengawasi jasa keuangan di Indonesia sangat penting. Apalagi terkait pengawasan dan pengaturan di bidang perbankan yang rata-rata memiliki aset besar dalam menjalankan roda bisnisnya. "Dalam sistem keuangan, bank dominan, hampir 80 persen di Indonesia," kata mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) itu.

Namun, kata Staf Ahli Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) itu, koordinasi dan kolaborasi dengan lembaga lain tidaklah semudah yang dibayangkan. Pasalnya, dari hasil yang diteliti UKP4 selama ini, kerap terjadi ego sektoral dan intervensi di instansi pemerintah dan lembaga negara dalam menjalankan tugas.

"Padahal pemberantasan kejahatan yang efektif adalah bekerjasama," katanya.

Menurut Yunus, masa transisi seperti sekarang ini merupakan waktu yang tepat bagi OJK dalam menjaring koordinasi dengan pihak lain. Ia berharap, tak ada ego sektoral di antara lembaga jika ingin kerjasama bisa terwujud dengan baik. Selain itu, memiliki sifat saling menghargai dan berkomunikasi merupakan jalan terbaik dalam bekerjasama.

"Di negara lain ada yang berhasil ada yg kurang berhasil. Yang berhasil seperti di Jepang dan Korea. Kalau gagal seperti di Inggris yang dikembalikan ke bank sentral. OJK harus pelajari kenapa dia gagal supaya tidak terulang lagi," tutur Yunus.

Halaman Selanjutnya:
Tags: