Menunggu Nilai Rupiah Menguat
Berita

Menunggu Nilai Rupiah Menguat

Perlu penggabungan kebijakan pemerintah di sektor riil dan fiskal.

FNH
Bacaan 2 Menit

Kehati-hatian

Kenaikan BI rate dan Fasbi rate akan diikuti oleh kenaikan Loan to Value (LTV) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Kebijakan menaikkan LTV dipandang oleh BI penting mengingat adanya sinyal penggelembungan kredit properti terutama KPA. BI akan menerapkan LTV progresif.

Beberapa kebijakan tersebut, dinilai Destry, menunjukkan sikap BI yang proaktif dan prudent. Tetapi, perbankan memiliki tantangan yang cukup berat pasca kebijakan tersebut. Pertama, akan mempengaruhi Net Interest Margin (NIM) bank. Pasalnya, kenaikan BI rate akan mempengaruhi suku bunga perbankan. Dikhawatirkan, kredit yang disalurkan menjadi lebih besar ketimbang dana yang dimiliki oleh bank. "Kalau NIM bank tergerus, bank harus lebih kreatif untuk menutupi," jelas Destry.

NIM adalah ukuran pendapatan antara pendapatan bunga yang dihasilkan oleh bank dan nilai bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman mereka (misalnya deposito), relatif terhadap jumlah produktif aset.

Tantangan yang kedua adalah risiko menjadi lebih tinggi. Kebijakan BI rate dan LTV progresif dipastika oleh Destry akan mengakibatkan bank menjadi lebih hati-hati untuk menyalurkan dan mengalokasikan kredit. "Harus jeli mengalokasikan kredit bank, mana kredit yang sensitif terhadap inflasi dan nilai tukar serta mana yang tidak," ungkapnya.

Kendati kebijakan BI ini akan memperlambat perekonomian Indonesia, Destry menganggap hal tersebut tidak menjadi masalah. Menurutnya, ada saatnya Indonesia memperlambat perekonomian.

Tags:

Berita Terkait