Mengintip Persiapan Penerapan Kebijakan E-Toll
Berita

Mengintip Persiapan Penerapan Kebijakan E-Toll

Guna mendukung kelancaran penerapan pembayaran non tunai, Jasa Marga memastikan infrastruktur yang layak fungsi serta dukungan petugas di lapangan melalui SOP untuk mengantisipasi apabila terjadi kepadatan di gerbang tol, yang dapat diakibatkan karena saldo uang elektronik yang habis atau kurang; atau uang elektronik yang tidak terbaca, rusak, serta hilang.

M Dani Pratama Huzaini
Bacaan 2 Menit

 

"Jadi nanti masyarakat bisa terhindar dari uang palsu, data bisa ter-record dengan baik sehingga bisa kita lihat transaksi ke belakangnya, dan tentunya mengurangi antrean di gerbang tol," tutur Raddy.

 

(Baca Juga: David Tobing: Biaya Isi Ulang e-Money Rugikan Konsumen)

 

Terkait persoalan karyawan jelang pemberlakuan 100% non tunai di jalan tol, sama seperti BUJT lainnya, Raddy menegaskan bahwa Jasa Marga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagaimana yang sering disampaikan sebagai dampak diberlakukannya program pemerintah tersebut.

 

Sebagai bentuk antisipasi terhadap pengurangan SDM yang terdampak kebijkan elektronifikasi, menurut Raddy, Jasa Marga telah menyiapkan program Alih Profesi (A-Life). Program A-Life menyediakan lebih dari 900 formasi di Kantor Pusat Jasa Marga, Cabang, Anak Perusahaan atau menjadi entrepreneur yang dapat dipilih oleh para karyawan yang ingin mengubah haluan kariernya.

 

Di tempat yang sama, perwakilan dari Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) Nandan Sandaya menyampaikan bahwa perbankan nasional sudah menyiapkan diri untuk mendukung kemudahan transaksi non tunai di jalan tol sejak Triwulan I 2017. Setidaknya, ada empat bank negara dan bank swasta yakni BRI, BNI, Mandiri dan BCA.

 

Menyangkut ketersediaan kartu dan sarana top up, Nandan mengemukakan ada tiga periode ketersediaan kartu elektronik. Periode pertama, 15 Oktober 2017, harganya diskon 10% harga kartu. Setelah 16 Oktober 2017, disediakan kartu gratis sebanyak 1,5 juta keping. "Adapun jika kartu gratis habis baru dikenakan harga normal meski sudah melewati masa promosi. Bahkan ditambah masa waktunya dua minggu setelah tanggal 1 November 2017," kata Nandan.

 

Sejauh ini, menurut Nandan, pihak perbankan penyedia E-Toll sudah menyediakan sarana top up via ATM dan kantor cabang. Disediakan pula sarana mobile banking dengan fitur khusus di Bank Mandiri. Proses ini tanpa dipungut biaya tambahan. Total ada 800-an sarana top up kartu elektronik. Selain itu, sebenarnya pengguna jalan tol masih bisa melakukan top up di gardu tol. Namun hal ini tidak disarankan karena ditakutkan menambah antrean. “Juga disediakan sarana top up di rest area," pungkasnya.

 

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna, mengatakan hingga saat ini terdapat 92% pengguna jalan tol yang menggunakan transaksi non tunai di tol. Lebih lanjut, Herry menerangkan bahwa dari 92% pengguna E-Toll tersebut dengan rata-rata pengguna di setiap kluster yakni Jabodetabek 95%, Non Jabodetabek 88% dan Luar Jawa (Belmera, Makassar, Bali) sebanyak 77%.

Tags:

Berita Terkait