Mayo Falmonti: Konsultan HKI Jelajahi Panggung Musik Internasional
Berita

Mayo Falmonti: Konsultan HKI Jelajahi Panggung Musik Internasional

Lebih diterima pasar luar negeri, ketimbang dalam negeri.

RIA
Bacaan 2 Menit

“Sampai akhirnya bisa dirilis di Jepang, intinya sih aku yang juga bertugas sebagai manajer untuk Protocol Afro, rajin-rajin korespondensilah ke beberapa pihak di luar negeri. Nah, satu label Jepang ada yang interest (tertarik),” ungkapnya.

Dalam perjalanannya, Protocol Afro mulai diterima oleh pasar Indonesia. Buktinya, undangan manggung di dalam negeri mulai berdatangan. Protocol Afro lalu merilis album The Youth di Jakarta pada tahun 2014. Padahal, album yang satu ini awalnya akan dipasarkan ketika mereka manggung di Hanoi, Vietnam.

Lawyer, Konsultan, Musisi
Bicara tentang perjalanan karier, pasca lulus dari FHUI tahun 2007, Mayo sempat beberapa kali pindah dari satu kantor ke kantor lain. Kini, selain Konsultan HKI mandiri, ia juga merupakan associates pada AAP Law Office. Selain itu, Mayo juga memiliki satu usaha rekaman bernama Indische Partij Records.

Ditanya apakah pernah bentrok antara tugas profesi dengan jadwal Protocol Afro, Mayo yang berhasil merampungkan studi S-2 pada tahun 2014 menjawab, “sampai saat ini untungnya belum ya.”

Mayo sendiri mengatakan tidak dapat memilih antara profesi advokat dan konsultan, atau terus bermain musik bersama Protocol Afro. Dia berhasrat menjalani semua itu bersamaan.

“Karena Protocol Afro ini profesional, setiap personel ada cadangannya. Enam orang personel ini juga profesional semua sih. Ada yang announcer CNN, terus ada satu pekerja di pasar modal, satu lagi motion graphic designer, satu anak agency, satu lagi founder start up gitu, saya sendiri kan lawyer,” kata Mayo.

Jadi, menurut Mayo, pada akhirnya semua kembali pada prioritas ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan. Kalau saat jadwal bentrok, cadangan akan siap menggantikannya untuk posisi bassist Protocol Afro. Mayo menyebutkan, ia juga banyak belajar dari senior FHUI lain yaitu Fajar Satritama yang dikenal sebagai drummer band rock EDANE.

Memiliki latar belakang hukum, menurut Mayo, memberi satu nilai lebih dalam mengembangkan Protocol Afro. “Kadang-kadang orang kan kalau kontrak asal tandatangan aja. Kalau kita kan bisa ngecek. Kita tahulah konsekuensinya sebagai anak hukum kalau yang begini-begini ya konsekuensinya ini,” tukasnya.

Tags:

Berita Terkait