Lucky Djani: Rakyat Terima Politik Uang Recehan, Tapi Kebobolan Miliaran
Utama

Lucky Djani: Rakyat Terima Politik Uang Recehan, Tapi Kebobolan Miliaran

Jangan dikira rakyat untung dengan menerima seperak dua perak pemberian dari para kandidat peserta pemilu. Di masa yang akan datang, rakyat justru akan kebobolan miliaran.

Zae
Bacaan 2 Menit

 

Kemudian, di Indonesia tidak ada pembatasan masa. Di Filipina, 60 hari sebelum dan 30 hari setelah hari pemilihan tidak ada satu kandidat pun yang boleh membagi-bagikan barang dalam bentuk apapun. Jadi mau beramal, atau bantuan untuk bangun jalan dan lain-lain itu tidak diizinkan. Jadi ada waktu 3 bulan untuk mencegah penggunaan aktifitas yang bisa mempengarui pemilih.

 

Selanjutnya tentang jangka waktu dalam UU Pemilu Presiden. Ada batas waktu pelaporan selama 7 hari. Apabila sejak kejadian melewati 7 hari, kasus itu dianggap basi atau kadaluarsa. Ini yang sangat kami sesalkan. Padahal pengungkapan ini kan butuh waktu untuk merekam dan mencatat, supaya kami tidak dibilang memfitnah orang.

 

Kami juga butuh waktu untuk mengumpulkan bukti, saksi dan merekam kronologisnya dan kami harus melaporkan ke Panwas Pemilu. Harusnya tidak ada jangka waktu, atau minimal sejak kampanye sampai saat pengukuhan pemenang pemilu.

 

Apakah penyelenggara Pemilu sekarang sudah maksimal menangani hal ini?

 

Kalau Panwas Pemilu saya lihat mereka sudah berupaya semaksimal mungkin, terlepas dari hambatan-hambatan hukum. Jadi saya lihat komitmen Panwas untuk memberantas politik uang sangat baik.

 

Kalau KPU, ini bukan teritori mereka, karena ini pidana. KPU kan hanya boleh menindak dan men-enforce sanksi administratif. Jadi mereka tidak terlibat. Hanya mungkin yang kami sayangkan bahwa harusnya KPU bisa proaktif untuk memberikan peringatan dan mengingatkan para kandidat. Karena, sinyalemen dan indikasi politik uang ini selalu ada di setiap Pemilu. Harusnya KPU memberikan himbauan moral.

 

Panwas selalu mengatakan sangat sulit sekali mengungkap politik uang, apa sedemikian sulit?

 

Kalau kami lihat dari jumlah kasus yang kami rekam, memang sangat sulit. Pada Pemilu Legislatif kemarin, ICW dan TI hanya bisa mengingkap sekitar 120 kasus. Sekarang jauh lebih menurun menjadi hanya sekitar 50 kasus.

 

Ini membuktikan bahwa pendeteksian politik uang semakin sulit. Para politisi semakin canggih dan lihai melakukan politik uang. Sehingga memang harus butuh pendekatan-pendekatan inovatif untuk menjerat mereka. Tapi meski sulit, bukan berarti tidak mungkin.

Halaman Selanjutnya:
Tags: