Lewat WILI, Marieta Mauren Tunjukkan Wajah Baru Perempuan dalam Bidang Hukum
Terbaru

Lewat WILI, Marieta Mauren Tunjukkan Wajah Baru Perempuan dalam Bidang Hukum

Perempuan dapat berkarier dan menjadi seorang pemimpin, tanpa harus melupakan kodratnya sebagai perempuan dan perannya sebagai ibu.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 5 Menit

 

Bagi Sylvia, pemberdayaan perempuan sendiri tidak lantas berarti ingin menggeser laki-laki. Sebaliknya, ia ingin ada kesetaraan sehingga komunikasi dan kerja sama yang terbangun antara laki-laki dan perempuan dapat kohesif. Tidak ada lagi gap atau stigma yang menjadi penghambat.  

 

“Tidak ada limitasi bagi perempuan untuk mencapai atau berkarier di bidang hukum. Memang, awalnya karena dunia litigasi yang tampil adalah laki-laki, kita jadi melihat bidang ini adalah dunia laki-laki. Namun, ternyata tidak demikian. Kadang yang membatasi diri adalah kita sendiri, tetapi setelah memberanikan diri dan menguji batasan itu (tentunya dengan memperhatikan keamanan), there’s no limit,” Sylvia bercerita.

 

Lain Sylvia, lain pula dengan Michele Moreno. Michele mengakui, perjalanannya menjadi jaksa menuntutnya untuk lebih mandiri. Selain sulitnya proses adaptasi, dipandang sebelah mata sudah jadi makanan sehari-hari pada mulanya.

 

“Kita harus punya poin plus. Tidak harus akademis, bisa yang lain. Perdalam pula kemampuan berbahasa. Dengan itu semua, kita akan terlihat dengan sendirinya. Harus cari kualitas berbeda, terus meningkatkan diri, dan percaya diri,” Michele optimis.

 

Sementara itu, menurut Gaina Kasia Wela, berkat perjuangan para perempuan di Indonesia dalam karier, telah ada pergeseran positif soal kesetaraan dan pemberdayaan perempuan. Perempuan tetap dapat bersaing, asalkan mampu menunjukkan dan bertanggung jawab atas kemampuannya. Fondasi yang baik kemudian amat penting dan dapat dibangun sejak awal perkuliahan, misalnya dengan cara mengikuti beragam kegiatan.

 

Adapun di tengah perannya dalam hal mengurus perusahaan, manajemen, dan transformasi bisnis, Gaina pun memberikan tips bagi perempuan untuk selalu melakukan yang terbaik.

 

“Kalau saya, kuncinya harus dapat memosisikan diri sesuai situasi. Harus memahami regulasi, proses, dan prosedur internal, sehingga ketika harus menemukan suatu permasalahan yang memuat banyak kepentingan, kita juga bisa jadi independen dan melihat dari berbagai sisi. Jangan stop belajar atau mudah bilang ‘tidak bisa’. Selalu ada pertama yang sulit, tetapi kedua, ketiga, keempatnya mudah. Setiap hal adalah fase pengalaman yang harus dijalani dan itu akan membentuk rasa percaya diri,” ujar Gaina.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait