Sebanyak 20 pencari suaka asal Afghanistan menempati ruas Jl. Kebon Sirih Barat I, Jakarta Pusat. Para pengungsi tinggal untuk sementara di Indonesia, sebelum melanjutkan kehidupan di negara yang menandatangani Konvensi Pengungsi PBB. Para pengungsi mendirikan tenda-tenda kecil sebagai tempat tinggal sementara sembari berharap bisa diterbangkan ke negara lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
Nargis Panahi (37) sudah hampir 10 tahun tinggal di Indonesia, anaknya pun Zahra (5) lahir di Indonesia yang di bantu warga. Wajahnya tetap semringah walau sudah menggelandang di jalanan sekitar Kebon Sirih selama ini. Seraya memeluk anaknya yang aktif dan masih berumur 5 tahun tersebut, Nargis menceritakan perjalanannya hingga tiba di Ibu Kota.
"Saya datang bersama suami dan anak saya, kami bertiga datang dengan pesawat," tuturnya saat berbincang dengan hukumonline.com di dekat tenda tempat merak tinggal. "Paspor kami hilang diambil seseorang. Dia mengaku mau bantu kami, dan pergi membawa identitas kami. Saya kebingungan, dan saya menunggu kabar dari UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees)," lanjutnya dengan wajah pilu.
Namun, ibu satu anak itu kembali tersenyum saat menuturkan pengalamannya selama menggelandang. Sembari duduk hanya beralaskan tikar seadanya, dia mengaku bahwa warga Jakarta telah memperlakukan keluarganya dengan cukup baik. "Orang-orang Indonesia baik. Mereka sering memberi kita makanan dan uang saat lewat," ceritanya.
Para pengungsi tidak bisa tinggal selamanya di Indonesia. Walau Indonesia salah satu negara yang membolehkan mereka bersinggah, Nargis Panahi tahu bahwa dia harus pergi suatu saat nanti. Mereka mengatakan tidak sedikit dari pengungsi yang sudah terkatung-katung sejak hampir 10 tahun lalu.
Pada Selasa, 24 Agustus 2021 kemarin, puluhan pencari suaka asal Afghanistan berunjuk rasa di depan Kantor UNHCR, Kebon Sirih untuk menuntut kejelasan nasib mereka di Indonesia agar bisa ditempatkan ke permukiman permanen di negara ketiga sebagai pengungsi.
Sebelumnya, mereka melarikan diri dari Afghanistan akibat konflik berkepanjangan di dalam negeri dan ketakutan terhadap milisi bersenjata Taliban yang kini telah menguasai Afghanistan.