Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lautan. Sejak lama wilayah laut menjadi favorit lalu lintas perdagangan. Melihat posisi Indonesia yang sangat strategis Presiden Joko Widodo mendeklarasikan arah Indonesia sebagai poros maritim dunia. Beragam upaya dilakukan dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia tersebut.
Managing Partner Anggraeni and Partners, Setyawati Fitri Anggraeni mengatakan moda transportasi laut menjadi tulang punggung perdagangan internasional. Hal itu bisa dilihat dari komoditas perdagangan internasional 90 persen diangkut menggunakan kapal laut. Karenanya, keselamatan maritim sangat penting untuk mendorong kepercayaan masyarakat internasional terhadap kapal laut berbendera Indonesia.
“Kepercayaan terhadap armada laut nasional terkait dengan bagaimana mengangkut penumpang dan barang bisa selamat sampai tujuan,” kata Setyawati dalam diskusi Lexinar 2023 The Pursuit of Maritime Hub: Assessment of Indonesia’s Attempts to Foster Global Trade, Kamis (8/6/2023).
Selain keselamatan dalam hal pelayaran, Setyawati berpendapat pelaku perdagangan internasional akan memilih pelabuhan yang kompetitif. Misalnya, untuk kawasan Asia pelabuhan internasional yang sering digunakan berada di Singapura. Untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia, salah satu pilar penting adalah keselamatan pelayaran karena terkait dengan pengangkutan barang dan orang agar terlindungi dan berjalan lancar.
Baca juga:
- Managing Partner Anggraeni & Partners Ingatkan Pentingnya Meningkatkan Standar Keselamatan Maritim
- Mengurai Sejumlah Peraturan Standar Keselamatan Kapal Nelayan
- Peluncuran Gerakan Ingat Selamat Layar Indonesia Sebagai Upaya Melindungi Nelayan
Salah satu unsur dalam keselamatan maritim yakni standar keselamatan kapal laut yang dilakukan oleh otoritas negara bendera kapal. Misalnya, otoritas di Indonesia yang berwenang menerbitkan sertifikat keselamatan kapal, yakni Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Berbagai langkah yang telah ditempuh untuk mengutamakan keselamatan pelayaran berbuah hasil dengan masuknya Indonesia dalam white list oleh Port State Control (PSC) Committee of the Memorandum of Understanding on PSC in the Asia Pasific Region (Tokyo MoU).
Masuknya Indonesia dalam daftar putih Tokyo MoU sejak tahun 2020 itu, menurut Setyawati menandakan kapal berbendera Indonesia sudah memenuhi standar keselamatan. Prestasi ini bisa dicapai karena ada keberlanjutan dalam upaya untuk memastikan pelaksanaan standar keselamatan kapal. Langkah penting yang harus dilakukan ke depan adalah menjaga posisi Indonesia untuk tetap masuk dalam white list Tokyo MoU.