Kerja Pelayanan Publik Jadi Pilihan Kedua Mahasiswa Hukum AS, Pertama Lawyer Firma Hukum
Terbaru

Kerja Pelayanan Publik Jadi Pilihan Kedua Mahasiswa Hukum AS, Pertama Lawyer Firma Hukum

Bekerja sebagai pengacara di firma hukum masih menjadi primadona utama bagi para mahasiswa hukum, pengacara dalam pelayanan publik posisi kedua, dan ketiga pengacara suatu perusahaan.

Ferinda K Fachri
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi
Ilustrasi

Dalam survei terbaru yang dilakukan Bloomberg Law, nampaknya pelayanan publik mulai mendapat perhatian lebih sebagai tujuan karier di kalangan mahasiswa hukum saat ini. Setidaknya 24% diantara mahasiswa mengatakan mereka berharap untuk bekerja sebagai pengacara dalam pelayanan publik. Ditempatkan pada posisi kedua sebagai jawaban terpopuler. Sedangkan mahasiswa yang ingin bekerja sebagai pengacara di sebuah firma hukum dipilih oleh 59% responden.

Menurut survei, praktisi pengacara yang memiliki rata-rata pengalaman praktik selama 26 tahun tampaknya memiliki ekspektasi yang cukup berbeda di fakultas hukum. Setidaknya 80% dari mereka mengatakan bahwa berharap untuk bekerja sebagai pengacara di sebuah firma. Sementara hanya 10% diantara responden yang berharap untuk bekerja sebagai pengacara di pelayanan publik.

Usut punya usut, kenyataan tidak selalu selaras dengan ekspektasi, survei Law School Preparedness 2024 yang juga diselenggarakan oleh Bloomberg Law menunjukkan bahwa hanya 0,5% dari pengacara yang disurvei mengatakan bahwa mereka berpraktik terutama untuk kepentingan publik. Memang itu angka yang sangat kecil. Meskipun terdapat peningkatan jumlah pengacara baru yang bekerja di pelayanan publik.

Setidaknya satu dari empat mahasiswa hukum bercita-cita untuk berpraktik demi kepentingan umum. Namun, hanya satu dari 10 praktisi pengacara yang diharapkan berpraktik untuk kepentingan umum setelah lulus. Hal ini merupakan kabar baik karena menunjukkan antusiasme terhadap pekerjaan semacam ini lebih besar dibandingkan beberapa dekade lalu.

Berdasarkan informasi mengenai hasil ketenagakerjaan dari American Bar Association (ABA), dilansir ABA Journal,  menunjukkan bahwa persentase orang yang bekerja pada pekerjaan tersebut adalah sekitar 4% pada tahun 2016 dan sedikit lebih dari 8% pada tahun 2022. Mungkin ada beberapa kemungkinan alasan di balik meningkatnya minat terhadap pekerjaan yang berkaitan dengan kepentingan publik. 

Seperti “Trump bump” yang merupakan peningkatan minat untuk membuat perbedaan setelah terpilihnya mantan Presiden Donald Trump pada tahun 2016. Alasan lain yang juga dianggap meningkatkan minat adalah kemungkinan adanya peningkatan keberagaman di fakultas hukum. Mahasiswa yang memiliki pengalaman beragam mungkin memiliki keinginan lebih besar untuk membantu masyarakat marginal. 

Sekadar informasi, terdapat lebih dari 2.700 mahasiswa hukum, praktisi pengacara, dan profesi hukum lainnya juga mengikuti survei “Law School Preparedness (Fall 2023)” yang dicanangkan Bloomberg Law dan telah dilakukan pada 15 November 2023 sampai dengan 4 Desember 2023.

Selengkapnya, survei menunjukkan baik mahasiswa maupun praktisi pengacara secara garis besar berkeinginan untuk bekerja di firma hukum menjadi pilihan utama, berpraktik sebagai pengacara dalam pelayanan publik kedua, praktik sebagai pengacara suatu perusahaan ketiga.

Mengenai spesialisasi yang hendak dikuasai antara mahasiswa dan praktisi pengacara mempunyai pilihan yang berbeda. Untuk minat keahlian mahasiswa posisi pertama ialah Corporate/Transactional sebesar 30%, berbeda tipis dengan keahlian Litigasi/Penyelesaian Sengketa 29%, barulah kepentingan umum/pelayanan publik dengan persentase 15%. 

Di sisi lain, untuk praktisi pengacara sebanyak 42% berkeinginan untuk spesialisasi di bidang Litigasi/Penyelesaian Sengketa, dilanjutkan Corporate/Transactional dengan 33%, dan diikuti bidang Lainnya sebanyak 13%. Berbanding jauh dengan mahasiswa, praktisi pengacara yang memilih spesialisasi kepentingan umum/pelayanan publik menempati peringkat terbawah dengan kurang dari 1%.

Tags:

Berita Terkait