Kembangkan Pendekatan Holistik, Fikry Gunawan Law Firm Ingin Terus Jadi Partner Tepercaya Para Klien
Hukumonline In-House Counsel Choice 2021

Kembangkan Pendekatan Holistik, Fikry Gunawan Law Firm Ingin Terus Jadi Partner Tepercaya Para Klien

Ketika memberikan jasanya, seorang lawyer tidak hanya berperan sebagai vendor. Ia harus menjadi seorang mitra tepercaya yang mampu memberikan advis tepat sasaran dan sesuai kebutuhan bisnis.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 5 Menit

 

Dede sendiri percaya pada satu prinsip: the more you give, the more you get. Ia menilai, dalam profesi lawyer, jika seseorang menimba ilmu selama 12 jam; waktu itu tidak akan habis sia-sia. Sebagai gantinya, akan ada tambahan skill set yang ia dapatkan. 

 

“Kami lama dilatih di international law firm, sehingga dari segi metode, mindset, cara penyajian, perspektif bisnis dan pengembangan marketing, kami sudah lumayan memahami praktik bisnis dari A hingga Z. Di sisi lain, kami juga memahami realita bisnis di Indonesia; regulasi dan cara implementasinya seperti apa. Tidak hanya membaca secara hitam-putih atau menerjemahkan, tetapi kami dapat menerapkan itu dengan setting dan cara kerja yang cocok dengan pasar di Indonesia,” kata Dede.

 

Kombinasi antara pengalaman dan wawasan yang sudah didapatkan inilah yang kemudian berupaya dibangun dan diturunkan kepada generasi muda lawyer Indonesia, khususnya yang sedang berkarier di Fikry Gunawan Law Firm. Eko menegaskan, meski pada dasarnya proses rekrutmen tidak mendiskriminasi latar belakang, harus ada kesamaan kultur, cara pandang, dan tujuan yang ingin dicapai.

 

Perihal kultur, Eko ingin membentuk iklim kerja yang memiliki inisiatif dan kebebasan untuk mengerjakan sesuatu; tanpa mengesampingkan kualitas dan kecepatan. Apalagi, best friend arrangement dengan firma internasional Clifford Chance juga turut berkontribusi atas tertanamnya sejumlah kultur kerja di Fikry Gunawan Law Firm. Adapun kombinasi ini harus seimbang, dan dengan pengelolaan waktu yang baik—seorang lawyer juga dapat menikmati kehidupan lain di luar pekerjaannya.

 

“Kami juga selalu mengajarkan lawyer muda untuk paham apa yang ingin dicapai, termasuk mempelajari hal-hal baru. Tidak perlu dikejar-kejar, tim kami 95% sudah pasti memenuhi deadline dan hasil kerjanya sudah sedekat mungkin dengan kualitas yang diinginkan. Dan karena culture ini sudah dibangun dari awal, tidak perlu menghabiskan waktu lama lagi untuk mengajarkan para junior. Secara tidak langsung, mereka akan terbawa sendiri. Sebaliknya, mereka yang tidak sefrekuensi dengan sistem ini, umumnya akan tersisih,” Eko menambahkan.

 

Hukum dan Teknologi

Dede menjelaskan, perkembangan teknologi kian memudarkan batasan tegas dalam pelayanan hukum. Era mobile phone misalnya, membuat proses komunikasi terkait pekerjaan jadi lebih mudah dan terintegrasi. Di Fikry Gunawan Law Firm—hal ini sudah berjalan secara otomatis, apalagi dengan kehadiran tim klien yang mayoritas merupakan gen milenial atau bahkan Z.

 

“Ketika mereka sedang liburan ke US, mereka dapat hadir di Zoom. Kami melihat ini sebagai kerja sama tim. Ada klien, ada kami, ada konsultan pajak. Kalau mereka sebagai pengguna jasa bisa bangun jam empat pagi dari sana; tidak ada alasan buat kami untuk escape dari kewajiban itu,” kata Dede.

Tags:

Berita Terkait