Keluarga TKI Sulit Akses Informasi
Berita

Keluarga TKI Sulit Akses Informasi

Pemerintah kurang responsif memberikan informasi terkini kepada keluarga pekerja migran.

ADY
Bacaan 2 Menit
Keluarga TKI Sulit Akses Informasi
Hukumonline

Informasi terkini sangat dibutuhkan keluarga pekerja migran, apalagi jika anggota keluarga mereka yang bekerja di luar negeri sedang terjerat kasus atau tertimpa musibah. Itulah yang diharapkan Sumi, ibu dari Warnah Binti Warta Niing, pekerja migran asal Karawang yang bekerja di Arab Saudi. Sumi menceritakan ketika Warnah bekerja di Arab Saudi pada tahun 2004, mengabarkan kalau kondisinya baik-baik saja. Tapi, beberapa tahun kemudian, Warnah tidak dapat kembali ke tanah air dan di penjara karena dituduh melakukan sihir.

Mendengar cerita anaknya itu, Sumi mengaku kebingungan dan menemui pihak sponsor serta PJTKI yang memberangkatkan Warnah ke Arab Saudi. Dengan penuh harapan, Sumi meminta kedua pihak itu untuk membantu Warnah. Sayangnya, pihak PJTKI hanya menjanjikan kalau kasus Sumi sedang mereka selesaikan. Selama dua tahun sejak pengaduan itu, Sumi tidak mendapat informasi sebagaimana diharapkan. Ujungnya, Sumi meminta bantuan Ketua Solidaritas Buruh Migran Karawang (SBMK), Dadang Muchtar. Kemudian, mereka menyambangi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Jakarta untuk mengadukan kasus yang menimpa Warnah.

Sayangnya, pihak Kemlu tidak memberi jawaban yang memuaskan karena Sumi hanya disarankan untuk bersabar. Tak menyerah, dengan didampingi Dadang, Sumi menyambangi lembaga lainnya, salah satunya Satgas TKI. Namun, lagi-lagi Sumi harus kecewa mendengar pernyataan Satgas TKI karena mengimbau dirinya untuk sabar. “Sampai sekarang tidak ada kejelasan (perkembangan kasus Warnah,-red), ini kesabaran saya sudah habis,” keluhnya dalam jumpa pers di kantor Solidaritas Perempuan di Jakarta, Rabu (18/9).

Sumi mendesak agar pemerintah segera membantu menuntaskan kasus yang dihadapi Warnah. Bahkan, ia berniat untuk mengadukan hal itu secara langsung kepada Presiden SBY karena aparatur pemerintahan yang mengurusi pekerja migran tidak jelas tindaklanjutnya. “Saya mau anak saya cepat-cepat dibebaskan, dipulangkan dan selamat sampai di rumah,” harapnya.

Pada kesempatan yang sama Ketua SBMK, Dadang Muchtar, mengatakan tak terhitung jumlahnya keluarga pekerja migran yang bernasib sama seperti Sumi. Dimana mereka kebingungan meminta pertolongan dan mencari informasi tentang nasib anak mereka yang menjadi pekerja migran di luar negeri. Walau sudah menyambangi pihak terkait seperti PJTKI, kementerian dan lembaga pemerintahan lainnya, jawaban yang disampaikan tidak memberikan solusi.

Saat mendampingi Sumi ke berbagai lembaga pemerintahan, Dadang mengaku bingung mendengar aparatur pemerintahan yang mengurusi pekerja migran mengatakan tidak punya informasi yang dibutuhkan. Padahal, tempat tinggal keluarga pekerja migran dengan kantor lembaga pemerintahan di Jakarta seperti Kemlu jaraknya cukup jauh. Sehingga menghabiskan waktu, tenaga dan biaya. Namun, perjuangan keluarga pekerja migran untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan itu tidak disambut baik oleh lembaga pemerintahan yang bersangkutan.

Dadang mengatakan keluarga pekerja migran hanya kebanyakan hanya disuruh menunggu, bersabar dan berdoa. “Kami disuruh berdoa biar Warnah cepat pulang. Kalau berdoa itu jelas tapi apa itu cukup, dan sampai sekarang tidak pernah ada informasi lanjutan dari pemerintah,” ujarnya.

Tags: