Berkaitan dengan hal ini, Paulus menyambut baik munculnya lembaga-lembaga pemantau (watch) yang akhir-akhir ini memang banyak bermunculan. "Kalau semua itu terpenuhi, MA akan bisa menjalankan peranannya sebagai pemegang kekuasaan kehakiman yang dipercaya," tambah Paulus.
Kesejahteraan hakim
Hal terkait yang juga tidak boleh dilupakan adalah kesejahteraan para hakim sebagai pelaksana langsung kekuasaan kehakiman. Paulus mengakui bahwa masalah kesejahteraan ini memang bukan jaminan bagi independensi hakim. Namun demikian, setidaknya dengan kesejahteraan yang memadai keinginan untuk berlaku tidak adil akan berkurang.
Khususnya soal gaji hakim, Paulus mengatakan bahwa gaji hakim di Indonesia paling rendah dibanding negara-negara lain. Bahkan dibandingkan dengan gaji hakim di negara-negara tetangga. "Jangankan dibanding gaji hakim di Singapura atau Malaysia, dibandingkan dengan negara miskin seperti Banglades saja gaji hakim Indonesia masih kalah," cetus Paulus.
Berkaitan dengan kesejahteraan ini adalah dipenuhinya sarana dan prasarana bagi lembaga peradilan yang memadai khususnya di daerah-darah. "Bagaimana hakim akan objektif kalau untuk operasionalnya saja pengadilan mendapat bantuan dari pemda," ujar Paulus menceritakan kasus yang terjadi pada satu daerah.
Hal penting lainnya adalah adanya jaminan keamanan dan perlindungan bagi hakim/peradilan terhadap perbuatan-perbuatan yang bersifat contempt of court. Manurut Paulus, sulit bagi hakim untuk objektif saat bersidang apabila dirinya dan keluarganya berada di bawah ancaman. Terutama, sekarang ini saat hakim Indonesia mulai menyidangkan pelaku-pelaku terorisme.
Paulus sendiri pernah mengalami ancaman yang sangat menakutkan saat namanya disebut-sebut sebagai salah satu dari tiga hakim agung yang menjadi sasaran target anak buah Tomy Soeharto. Hal tersebut terungkap saat petugas kepolisian tengah berusaha untuk mengungkap kasus pembunuhan terhadap seorang hakim agung Syarifudin Kartasasmita.