'Kala Siaran Langsung Sidang Jessica Digugat'
Berita

'Kala Siaran Langsung Sidang Jessica Digugat'

Banyak kasus yang menimpa rakyat miskin yang sebenarnya jauh lebih penting daripada perkara Jessica, tetapi tidak pernah dipublikasi besar-besaran.

ANT | Sandy Indra Pratama
Bacaan 2 Menit
"Lebih layak menayangkan sidang DPR RI, karena masyarakat punya hak untuk tahu apa yang dilakukan oleh para wakilnya," ujar dia.
Perkara kematian Mirna diduga akibat kopi bersianida memang menjadi "primadona" pemberitaan di beberapa media massa, bahkan sebelum kasus itu masuk pengadilan. Di setiap sidangnya, puluhan pewarta datang untuk melakukan peliputan. Beberapa stasiun televisi swasta menayangkan sidangnya secara langsung, ada yang terus menerus. (Baca juga: Pro Kontra ‘Motif’ dalam Kasus Pembunuhan Berencana)
Terakhir, Kamis pekan lalu, sidang kasus Jessica sudah dilaksanakan 24 kali. Saat ini, agendanya adalah mendengarkan saksi ahli yang didatangkan penasihat hukum pihak terdakwa diketuai Otto Hasibuan.
Untuk meringankan, pihak terdakwa menghadirkan belasan ahli, dimana tiga diantaranya berkebangsaan Australia dan didatangkan langsung dari Negeri Kanguru tersebut.
Wayan Mirna Salihin tewas pada Rabu, 6 Januari 2016 di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta. Korban diduga meregang nyawa akibat menenggak kopi es vietnam yang dipesan oleh terdakwa Jessica Kumala Wongso.



Kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, yang persidangannya ditayangkan secara langsung di beberapa stasiun televisi, menunjukkan bahwa hukum di Indonesia masih berpihak pada suatu kalangan. Pernyataan itu dilontarkan Sosiolog dari Universitas Nasional, Nia Elvina."Jika yang menjadi terdakwa adalah berasal dari kalangan atas, maka pengacara atau saksi ahli yang didatangkan pun yang terbaik dan disorot banyak media. Berbeda jika kasus itu menimpa masyarakat bawah, yang terjadi fenomena sebaliknya," ujar Nia di Jakarta, pekan lalu.
Tags:

Berita Terkait