Jalan Terjal Firli Bahuri Jadi Pucuk Pimpinan KPK
Berita

Jalan Terjal Firli Bahuri Jadi Pucuk Pimpinan KPK

Meski diprotes secara masif, Firli malah dipilih Komisi III DPR menjadi Ketua KPK.

Aji Prasetyo
Bacaan 2 Menit

 

Apakah penolakan kepada Firli mereda? Justru yang terjadi sebaliknya, penolakan terhadap pria yang saat ini menjabat Kapolda Sumatera Selatan ini masih terjadi. Bahkan sehari sebelum Firli menjalani fit and proper test, KPK mengadakan konferensi pers menjelaskan dugaan pelanggaran etik berat yang dilakukan Firli.

 

"KPK perlu menjelaskan beberapa hal secara resmi terkait pemeriksaan etik terhadap mantan deputi bidang penindakan KPK. Pimpinan KPK telah menerima hasil pemeriksaan direktorat pengawas internal KPK sebagaimana disampaikan oleh deputi PIPM tanggal 23 Januari 2019, perlu kami sampaikan hasil pemeriksaan di direktorat pengawas internal adalah terdapat dugaan pelanggaran berat," ujar Saut Situmorang, Rabu (11/9/2019).

 

Dalam konferensi pers itu, dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Firli terkait pertemuan dengan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau yang lebih dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) yang tersangkut kasus penyelidikan dugaan korupsi dalam divestasi Newmont yang ditangani KPK walaupun belum menyandang status tersangka. 

 

Kedua, pertemuan dengan pimpinan Partai Politik pada 1 November 2018 di sebuah hotel di Jakarta. Ketiga, menjemput Wakil Ketua BPK Bahrullah Akbar di Lobby dan membawanya ke ruangan saat diperiksa sebagai saksi terkait kasus suap dana perimbangan keuangan daerah. 

 

Pada saat fit and proper test, anggota dewan pun kembali menanyakan dugaan pelanggaran etik ini dan Firli memberi konfirmasi. Terkait dengan TGB, misalnya ia membantah mengadakan pertemuan atau mengadakan hubungan (terkait perkara). “Saya harus jelaskan itu, tapi kalau bertemu, yes i meet Mister Tuan Guru Zainul Majdi, where? Di lapangan tenis terbuka," ujar Firli, Kamis (12/9/2019) malam di ruang Komisi III DPR.  

 

Untuk dugaan kasus kedua, ia juga mengakui bertemu dengan pimpinan partai politik, tetapi pertemuan itu sama sekali tidak disengaja. Firli hanya menghadiri undangan rekannya yang menjabat Wakabareskrim dan disitu ternyata ada pimpinan parpol. 

 

Yang ketiga soal menjemput Wakil Ketua BPK Bahrullah Akbar di lobi gedung KPK, Firli pun mengakui hal itu. Namun ia menjemput karena dihubungi auditor utama BPK I Nyoman Wara dan menganggap BPK adalah mitra KPK, setelah itu Bahrullah diajak ke ruangannya. 

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait