Jalan Panjang Menuju Kompetisi Telekomunikasi
Fokus

Jalan Panjang Menuju Kompetisi Telekomunikasi

Sejak gagalnya transaksi silang antara PT Telkom dengan PT Indosat beberapa waktu lalu, wajah industri telekomunikasi di Indonesia kembali suram. Gagasan agar industri telekomunikasi ini memasuki kompetisi dalam waktu dekat agaknya sulit untuk diwujudkan. Apalagi tidak ada keseriusan dari pemerintah selaku regulator untuk memperbaiki pasar telekomunikasi di Indonesia.

Ram/APr
Bacaan 2 Menit

Kecuali, pemerintah berniat "menghancurkan" pelaku usaha (operator) selain Telkom. Jika demikian, pemerintah tidaklah siap dengan kelangsungan pasar bebas. Pada era ini, seyogyanya sektor swasta lebih diberikan kesempatan dalam mengembangkan pasar dan investasi di sektor telekomunikasi.

Telkom tetap dominan

Melihat struktur pasar yang tercipta dalam kurun waktu dua tahun, khusus untuk fixed line ini, bisa dibilang PT Telkom sangat dominan. Pasalnya, pemerintah sendiri tidak memberikan kesempatan bagi pelaku usaha (operator) telekomunilkasi secara mandiri untuk menyelenggarakan jasa dan atau jaringan telekomunikasi.

Satu fakta, selamanya Telkom akan "memungut" hasil dari penyelenggaraan telekomunikasi oleh pelaku usaha lainnya. Rezim interkoneksi yang dibangun merupakan satu cara Telkom untuk terus memungut keuntungan dari penyelenggaraan jasa dan atau jaringan telekomunikasi yang diselenggarakan oleh pihak swasta.

Buktinya, Ratelindo sebagai operator fixed lined yang tiga tahun lalu masih menjadi alternatif bagi konsumen, ternyata tidak bisa bertahan lama. Mungkin ini yang dikategorikan sebagai seleksi alam. Tapi bukankah seleksi alam ada ketika satu rantai usaha (persaingan) yang sempurna terjadi di antara pelaku bisnis telekomunikasi.

Kenyataannya, dalam industri telekomunikasi di Indonesia tidak pernah terjadi pasar yang bersaing secara sempurna (perfect competition market). Karena jelas, hanya Telkom yang memiliki jaringan yang bisa menjamin terselenggaranya komunikasi secara jernih. Sementara Ratelindo dan operator lainnya (jika ada) hanya diberi hak untuk "menyewa" jaringan yang ada melalui rezim interkoneksi.

Pada satu pasar yang bersaing secara sempurna, di dalamnya akan terdapat satu kegiatan yang sama dengan kualitas penyelenggaraan yang sama. Kemudian, masyarakat atau konsumen akan menentukan mana yang paling baik.    

Tidak ada yang menyangkal bahwa monopoli akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Namun perlu digarisbawahi bahwa pasar yang monopolis tidaklah selalu akan memberikan keuntungan. Satu ukuran bahwa monopoli berjalan secara alamiah adalah adanya jumlah produksi yang besar melebihi jumlah permintaan yang ada.

Halaman Selanjutnya:
Tags: