Jadi Caketum PERADI, Fauzie: Teruskan yang Baik, Benahi yang Kurang!
Utama

Jadi Caketum PERADI, Fauzie: Teruskan yang Baik, Benahi yang Kurang!

Isu Fauzie berada di bawah bayang-bayang Otto Hasibuan dinilai sebagai bentuk Black Campaign.

Ali Salmande
Bacaan 2 Menit

“Itu peran kita seharusnya sebagai advokat yang ahli hukum,” tambah Fauzie.

Selain itu, Fauzie menuturkan bahwa pada periode mendatang, bila dirinya terpilih sebagai Ketum PERADI, maka pengabdian bantuan hukum kepada rakyat miskin. “Kita akan buat bantuan hukum ke seluruh Indonesia yang jadi kewajiban setiap advokat. PBH (Pusat Bantuan Hukum,-red) PERADI akan dikembangkan,” ujarnya.  

Meski begitu, Fauzie juga mengaku mendengar ada selentingan kabar bahwa dirinya dinilai tak bisa lepas dari bayang-bayang Otto. Ia menilai kabar tersebut sebagai kampanye hitam (black campaign) bagi dirinya dan Thomas. “Isu saya tak bisa lepas dari Pak Otto adalah black campaign. Kita bukan anak-anak lagi,” ujarnya.

Fauzie menambahkan sistem ketatanegaraan Indonesia menganut demokrasi pancasila. PERADI sebagai organisasi negara yang mengurusi masalah advokat juga menerapkan sistem itu. “Kita bukan di negara komunis yang semua harus sama dan tak boleh berbeda,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fauzie menuturkan bahwa dalam sistem hukum Indonesia, hak dan kewenangan orangtua terhadap anak pun sudah bisa diintervensi negara melalui peraturan. Yakni, undang-undang perlindungan anak. “Bapak-anak pun bisa diintervensi oleh aturan. Apalagi saya dan pak Otto,” tukasnya.

Berdasarkan pengamatan Hukumonline, sejumlah tokoh hadir dan memberikan testimoni dalam deklarasi ini. Di antaranya, adalah aktor yang juga berprofesi sebagai advokat Anwar Fuady, Wakil Ketua Komisi Yudisial (KY) Imam Anshori Saleh, mantan Ketua PTUN Jakarta Lintong Siahaan, dan Ketua Women Lawyer Club Mery Girsang.

Ketua Umum DPN PERADI saat ini, Otto Hasibuan juga hadir dalam deklarasi tersebut.

Tags:

Berita Terkait